SLEMAN, suaralama.id – Dosen Universitas Islam Indonesia (UII) Ahmad Munasir Rafie Pratama dikabarkkan hilang kontak. Dosen Jurusan Informatika UII itu sebelumnnya mengikuti agenda di University of South-Eastern Norway (USN).
Sebelum diberitakan hilang, Ahmad sempat mengirim pesan ke sang istri pada Minggu (12/2/2023) siang. Pesan tersebut dikirim beberapa saat setelah dia naik pesawat bertolak ke Istanbul, Turki.
Ahmad mengikuti kegiatan mobilitas global di USN, Norwegia selama sepekan sejak 5 Februari silam. Kemudian, pada Minggu (12/2), tim UII yang terdiri empat orang termasuk Rektor, meninggalkan Norwegia melalui bandara Oslo.
“Tim kami terbagi dalam tiga penerbangan berbeda. Ahmad Munasir sendirian dalam penerbangan kembali ke Indonesia melalui Istanbul,” kata Rektor UII Prof Fathul Wahid melalui keterangan pers, Sabtu (18/2/2023).
Sesuai rencana, perjalanan pulang ke tanah air menempuh rute Oslo-Istanbul-Riyadh-Istanbul-Jakarta. Namun, Ahmad tidak berbagi informasi penerbangan detail kepada kolega maupun istrinya.
Perjalanan ke Riyadh dilakukan, karena sebagian tiket dibayar oleh panitia konferensi di Arab Saudi yang mengharuskan rute tersebut. Sebelum ke Oslo, AMRP Ahmad hadir di konferensi internasional yang digelar di Riyadh tanggal 23-25 Januari 2023 untuk menyampaikan pidato kunci.
Berdasar informasi lisan yang diberikan Ahmad, ia akan mendarat di Jakarta pada 16 Februari 2023 jam 18.00. Namun sampai sekarang belum kunjung tiba. Setelah melakukan konfirmasi ke Angkasa Pura, nama Ahmad Munasir tidak ada dalam manifes penerbangan tersebut.
“Kami sudah berupaya menghubungi banyak pihak diantaranya KBRI di Norwegia dan Turki, serta panitia konferensi di Arab yang memesankan tiket penerbangan. Kami juga menghubungi Turkish Airline di Oslo untuk memastikan yang bersangkutan telah naik pesawat,” kata Fathul.
Pihak keluarga Ahmad juga sudah membuat laporan resmi ke kepolisian. Pelacakan dilakukan dengan memindai aktivitas daring, yang terakhir jejaknya terekam di Turki pada 13 Februari 2023 sekitar pukul 03.00 dan 08.00. Namun karena ketiadaan nomor referensi pemesanan tiket, pelacakan tidak mudah dilakukan.
Saat ini, pihak UII masih menunggu informasi dari kantor Turkish Airline di Jakarta untuk membantu memastikan kota persinggahan terakhir.