TANGERANG, suaralama.id – Sudah 10 tahun lebih Mukhlis (62) tinggal berdampingan dengan makhluk tak kasat mata di sebuah rumah tua peninggalan Belanda. Rumah itu terletak di Cisauk, persis di tepi Jalan Raya Cisauk, dari Bogor ke arah Bumi Serpong Damai (BSD) Serpong, Tangerang Selatan.
Pria yang sehari-hari bekerja sebagai tukang jahit itu terpaksa tinggal di rumah angker karena rumahnya yang lama digusur akibat adanya proyek double track PT Kereta Api Indonesia (KAI). Muhclis tidak mempermasalahkan penggusuran itu, karena memang tanah yang ia tempati milik PT KAI.
Saat pertama kali ditawari rumah tersebut, kondisi rumah sudah sangat rusak. Atap tidak terurus dan beberapa pohon tumbuh liar di dalamnya. Mukhlis bahkan harus mengeluarkan biaya hingga Rp 12 juta agar bangunan itu layak ditempati.
Selama tinggal di sana, berbagai pengalaman mistis pernah dialami Muchlis. Salah satunya bertemu langsung dengan sosok yang menyerupai seorang noni Belanda. “Dia muncul tepat di belakang saya, putih tak pucat, berbaju putih. Cantik dengan topi lebar khas orang zaman dulu. Saya (yang) kaget kemudian ngomong ‘saya betah, kamu betah, di sini jangan saling ganggu’,” ujar Muchlis kembali mengingat kejadian itu.
Menurutnya sosok noni belanda tersebut suka menampakkan diri di dekat mesin jahit. Pria kelahiran Cilacap, Jawa Tengah yang sudah merantau ke Jakarta dan Tangerang dari 1990-an ini mengaku gelisah dan was-was menempati bangunan tersebut. Namun seiring waktu, Muchlis mulai terbiasa dengan keanehan itu.
“Banyak kejadian aneh, makanya istri sama anak saya suruh ngontrak aja dulu sampai 2 tahunan, sampai benar-benar gak aneh,” imbuh Muchlis sambil tertawa. Hal ghoib lain yang dialaminya yaitu suara pria berdehem di tengah malam. Suara itu terdengar berat, namun tidak pernah terlihat siapa yang berdehem.
Dan yang tak kalah seram adalah penampakkan pocong melayang lalu masuk ke dalam rumah yang diceritakan tukang nasi goreng di dekat rumah itu. Para tetangga juga mengaku kerap melihat sosok perempuan berdiri di jendela rumah. Semula warga menganggap perempuan itu adalah istri Muchlis, namun ternyata perempuan di jendela itu berbeda dengan istri Muchlis yang sudah tua. (id/zal)