LIMA, Suaralama.id – Garis hidup seseorang memang menjadi rahasia sang pencipta yang tak seorangpun tahu. Ada yang amat berliku dan ada yang diwarnai dengan berbagai kemudahan. Seperti apa yang dialami oleh Pedro Castillo, seorang guru berasal dari pelosok desa yang justru terpilih menjadi presiden.
Namun, dibalik kesuksesan Pedro merebut kursi pemimpin Peru, ternyata ada kisah menarik yang mengiringi perjalanan hidupnya. Ia berasal dari keluarga sederhana. Rumah dua lantainya terletak di pelosok Andes, salah satu distrik termiskin di Peru. Istrinya, Lilia Paredes, juga berprofesi sama dengan sang suami.
Selama seminggu terakhir dia berkemas, melipat rapi kemeja suaminya, dan mengemas beberapa piring serta barang pecah belah lainnya di sela-sela kunjungan petani dari desa terdekat yang mampir untuk mengucapkan selamat tinggal. Pedro Castillo, Lilia Paredes, dan dua anak mereka sedang dinanti istana kepresidenan bergaya neo-barok di Lima, itupun jika mereka mau tinggal di sana. Castillo dilantik sebagai presiden baru Peru pada Rabu (28/7/2021), tak sampai dua minggu setelah menang pemilu putaran kedua 6 Juni.

Sama seperti istrinya, Castillo adalah guru pedesaan. Dia tidak pernah bekerja di kantor kepresidenan, tetapi berhasil mengalahkan lawannya, politisi sayap kanan Keiko Fujimori, dengan hanya 44.000 suara. Paredes, sementara itu, belum yakin di mana dia, suaminya, dan dua anaknya akan tinggal mulai Rabu. Dia juga tidak tahu di mana akan menyekolahkan anak-anak mereka setelah kelas dimulai.
“Kami tidak punya properti di Lima,” katanya kepada Associated Press pekan lalu di terasnya yang berkabut di Chugur, sambil menggosok tangannya di tengah dinginnya musim dingin Andes.
Perekonomian Peru yang merupakan produsen tembaga terbesar kedua di dunia hancur akibat pandemi virus corona, memicu tingkat kemiskinan lebih tinggi hingga hampir sepertiga dari populasi, dan menghilangkan keuntungan dalam satu dekade. Fujimori sempat menggugat hasil pemilu dengan menuduh ada ribuan penipuan suara, tapi klaimnya tidak terbukti.
Tidak seperti semua mantan presiden Peru selama 40 tahun terakhir, keluarga Pedro Castillo tidak memiliki rumah di Lima. Paredes mengatakan, dia dan suaminya harus memutuskan apakah mereka akan tinggal di kediaman presiden, tetapi kemungkinan mereka akan menyebutnya rumah. Dia sudah melihatnya dari luar tetapi tidak pernah masuk ke dalam, bahkan saat tur berpemandu yang ditawarkan selama masa pra-pandemi Covid-19. Memilih tempat tinggal adalah keputusan penting mengingat slogan anti-elite yang digaungkan Castillo. (kom/zal)