PROPERTI, suaralama.id – Gelaran MotoGP menjadi event akbar bagi Indonesia sebagai tuan rumah balapan paling bergengsi di dunia. Untuk itu, Indonesia terus berbenah demi suksesnya penyelenggaraan MotoGP yang dijadwalkan dimulai Maret 2022 mendatang.
Penambahan infrastruktur penunjang disiapkan pemerintah berkolaborasi dengan berbagai pihak. Sedikitnya ada 915 hunian atau home stay dibangun di kawasan Sirkuit Mandalika, Lombok. Diharapkan, home stay tersebut bisa menjadi alternatif penginapan bagi wisatawan yang berkunjung.
Pembangunan homestay di Mandalika dilaksanakan oleh Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan (P2P) Nusa Tenggara Barat (NTB) Ditjen Perumahan melalui kegiatan peningkatan kualitas hunian layak atau dikenal dengan Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS). Proses pelaksanaannya bersifat pemberdayaan sehingga masyarakat dilibatkan mulai dari perencanaan teknis sampai kegiatan.
Kepala BP2P NTB Rini Dyah Mawarty mengatakan, secara keseluruhan pembangunan Sarhunta di DPSP Lombok-Mandalika sebanyak 915 unit. Jumlah tersebut terbagi menjadi dua yaitu sebanyak 300 unit di Kabupaten Lombok Tengah untuk mendukung ajang MotoGP di sirkuit Mandalika dan 98 unit di Kabupaten Lombok Utara.
“Untuk yang 398 unit semua peruntukannya sebagai homestay sementara sisanya sebanyak 517 unit dilaksanakan untuk peningkatan kualitas rumah tidak layak huni di sepanjang koridor kawasan pariwisata Mandalika.
Pembangunannya telah dilaksanakan sejak bulan Mei 2020 dan telah selesai seluruhnya Desember 2020 dengan melibatkan 5.123 pekerja dan biaya dukungan keswadayaan Rp10,8 miliar,” jelasnya.
Konsep pembangunan homestay di wilayah ini juga seluruhnya mengusung adopsi kearifan lokal seperti Bale Lumbung dan Bale Bonter. Jadi seluruh homestay yang dibangun berdasarkan rumah lumbung dari kearifan Suku Sasak.
Menurut Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Kementerian PUPR telah merenovasi rumah warga dengan pola pemberdayaan sehingga menjadi lebih layak huni untuk fasilitas homestay di kawasan wisata. Masyarakat juga bukan hanya menjadi penonton tapi bisa menjadi pelaku usaha dengan manfaat ekonomi dari sektor pariwisata di wilayahnya.
“Makanya kami berpesan, fasilitas yang sudah baik ini tolong dipelihara, dirawat, dan dikelola dengan baik. Jangan sampai ada perang tarif dan lebih baik ditata dan diatur bagaimana menjaga kebersihan dan fasilitas di sini sehingga tamu-tamu wisatawan bisa betah,” ujarnya. (rumahcom)