SALATIGA, suaralama.id – Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bersama jajarannya dalam rangka mengupayakan minyak goreng murah sehingga terjangkau, melakukan operasi pasar di Salatiga, Jawa Tengah.
Airlangga mengatakan bahwa pemerintah akan terus memantau untuk memastikan penerapan kebijakan stabilisasi harga minyak goreng.
Setelah kebijakan minyak goreng satu harga Rp14.000 per liter dengan disubsidi menggunakan dana BPDP KS.
Kebijakan terbaru pemerintah juga telah menetapkan harga eceran tertinggi, minyak goreng curah Rp11.500 per liter, minyak goreng kemasan sederhana Rp13.500/liter dan minyak goreng kemasan premium Rp14.000/liter.
Kebijakan mulai berlaku 1 Februari 2022 untuk memberi waktu untuk penyesuaian manajemen stok minyak goreng di tingkat pedagang hingga pengecer.
“Diharapkan 1 Februari 2022 harganya bisa dicapai yang Rp14.000 untuk yang kemasan premium, kemudian Rp13.500 sederhana, dan yang curah Rp11.500,” kata Airlangga.
Ketua Umum Partai Golkar ini memahami bahwa masyarakat sangat menunggu stabilitas harga di pasaran. Dirinya juga menegaskan bahwa pemerintah akan menindak pihak-pihak yang tidak menjalankan kebijakan minyak goreng murah satu harga ini.
“Tentu pemerintah punya satgas pangan untuk mengambil tindakan apabila harganya tidak dipatuhi,” ujarnya.
Airlangga menambahkan selain minyak goreng, pemerintah juga akan melakukan kebijakan stabilisasi harga untuk bahan pokok lainnya.
Sejumlah warga Kota Salatiga, Jawa Tengah, mengapresiasi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
“Terima kasih buat Pak Airlangga yang bisa meringankan beban rakyat. Alhamdulillah saya sebagai pedagang gorengan sangat senang bisa beli minyak goreng murah,” katanya Yuli (46), pedagang gorengan di sela acara operasi pasar yang digelar di Pasar Kota I Salatiga.
Menurut dia, kebijakan pemerintah menetapkan minyak goreng yang dijual Rp14.000 per liter tersebut sangat membantu pedagang kecil seperti dirinya.
Warga Kecamatan Tingkir ini berharap kebijakan minyak goreng murah satu harga ini bisa diterapkan terus ke depannya dan menyeluruh hingga di pasar tradisonal.
“Iya sering-seringlah ada kayak gini, biar bisa mengurangi beban rakyat miskin, menengah ke bawah,” ujarnya.
Ia mengaku sempat menaikkan harga dagangannya saat harga minyak goreng melambung yang kemudian berdampak pada sepinya pembeli.
“Saya jualan ini ya, yang gak bisa dinaikin mah dinaikin sekarang, kayak kemarin itu Rp500-an kan sekarang Rp2.000 dapet tiga saja jarang yang beli mas,” katanya.
Penulis: Yusril l Editor: Rizaldo