PURWOREJO, suaralama.id – Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, ternyata kualitas umbi porang yang ditanam di Kabupaten Purworejo lebih bagus dibanding dengan daerah lain.
Salah satu alasannya yakni hasil panen umbi porang Purworejo memiliki kandungan glukomanan yang lebih tinggi.
Dengan kualitas porang yang baik, maka Kabupaten Purworejo akan dijadikan sebagai sentra porang di Jawa tengah.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Wasit Diono menjelaskan, untuk saat ini walaupun para petani masih bersifat mandiri, namun sudah ada sekitar 500 hektar lahan porang di Purworejo. Produktifitas dalam satu tahunnya bisa menghasilkan sekitar 8 ton porang.
Agar tanaman porang terjaga antara produktifitas dan penanaman, maka di Kabupaten Purworejo ini sedang dalam tahapan melakukan registrasi berapa lahan yang di tanami porang.
“Dengan adanya registrasi lahan ini nantinya para petani dapat terlindungi dan tidak ada tanaman porang yang tidak terjual,” jelasnya saat dikonfirmasi Sabtu (5/1).
Dikatakan, penanaman porang di Kabupaten Purworejo ini sekarang sudah mulai banyak terutama di Kecamatan Pituruh, Bruno, Kemiri, Gebang, Loano, Bener dan sebagian di daerah Kecamatan Purworejo lain.
Untuk di kecamatan Purworejo juga terdapat beberapa area penanaman porang yakni di desa Brenggong, kelurahan Cangkrep, dan wilayah lainya.
Menurutnya, tanaman Porang berkembang di Purworejo karena petani cerdas memilih tanaman yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Nilai yang tinggi tersebut dikarenakan tanaman porang menjadi salah satu komoditi ekspor.
Harga porang per kilogramnya kata Wasit, mencapai sekitar 7000 rupiah. Dengan harga ini petani juga masih diuntungkan dan pihaknya mengajak kepada para petani agar dapat mengembangkan komoditas lain.
“Bukan hanya porang saja tetapi komoditas lain yang punya nilai tinggi silahkan di kembangkan dan jika menemukan kendala ataupun kesulitan kami akan siap memfasilitasi.
Termasuk porang ini kami memfasilitasi para petani dengan menerjunkan para PPL untuk memberikan penyuluhan tentang bagaimana budidaya porang agar lebih berhasil,” terangnya.
Kabid Sarana dan Penyuluhan Pertanian, Eko Anang Sofyan Waluyo menambahkan, porang bisa dijadikan sebagai bahan makanan setelah melalui serangkaian pengolahan.
Hasil olahan porang yang sudah menjadi tepung harganya cukup tinggi perkilonya Rp.200 ribu. Untuk 1 kilo tepung membutuhkan 7 kilo umbi porang. Harganya tinggi karena kandungan karbohidratnya rendah.
Proses menjadi tepung terlebih dahulu diolah menjadi potongan porang yang kemudian dikeringkan. Saat ini perusahaan pengolah porang menjadi tepung terdapat di negara Jepang dan Cina.
Penulis: Khafidz Kurnia
Editor: Rizaldo