NASIONAL, suaralama.id – Insiden tragis yang terjadi saat kegiatan ritual di Pantai Payangan Jember menunjukkan sosialisasi bahaya arus kuat ‘rip current’ bagi pengunjung pantai masih kurang.
Koordinator Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono mengatakan antisipasi dapat dilakukan dengan cara memasang bendera peringatan larangan mandi. Meski demikian pengawasan ketat juga tetap perlu dilakukan.
Selain mengandalkan Tim SAR dalam upaya pencarian dan evakuasi korban, perlu juga peran petugas penyelamat pantai, pengelola wisata, pedagang dan penduduk sekitar.
“Sebagai garda terdepan, Tim SAR perlu ditunjang dengan fasilitas penyelamatan pantai yang memadai. Pelatihan khusus teknik-teknik penyelematan korban arus kuat pantai ini juga wajib digencarkan,” tutur Daryono.
Sosialisasi singkat bahaya arus “rip current” itu juga harus mencakup setiap rombongan masyarakat atau wisatawan yang baru datang dan bermain di pantai.
Karena kebanyakan para korban arus kuat tersebut adalah para wisatawan dari luar daerah yang sangat awam mengenai kondisi pantai setempat.
Rip current” sendiri merupakan arus balik yang terkonsentrasi pada sebuah jalur sempit yang memecah zona empasan gelombang hingga melewati batas zona gelombang pecah.
Kehadirannya terbentuk jika gelombang laut datang dan menghempas garis pantai yang berbentuk teluk atau cekungan.
Editor: Rizaldo