TEGAL, suaralama.id – Polres Tegal Kota mengambil langkah antisipasi dan pengawalan penjualan minyak goreng di toko kelontong, pasar tradisional, minimarket, supermarket dan mal.
Dengan cara, mendatangi lokasi penjualan itu, dan memastikan tak ada antrean warga saat membeli barang kebutuhan pokok tersebut, Kamis, 17 Maret 2022.
Kapolres Tegal Kota AKBP Rahmad Hidayat SS melalui Kasat Samapta AKP Bambang Sridiartono SH mengatakan, sasaran pemantauan di lapangan atau lokasi penjualan, sebenarnya tak hanya berfokus pada minyak goreng curah maupun kemasan.
Tapi semua barang kebutuhan pokok. Terutama sembilan bahan kebutuhan pokok (Sembako). Baik beras, gula pasir, kecap, telur ayam lehor maupun ayam kampung, daging ayam dan sapi, serta lainnya. Kita pastikan barang-barang ini tersedia, dan masyarakat tidak berdesakan mengantre,” ucap AKP Bambang Sridiartono SH.
Dari pemantauannya di lapangan, pedagang mengatakan, harga minyak goreng curah yang dengan harga eceran tertinggi (HET) sudah sesuai ketetapan yakni Rp 14.000/liter.
Sedangkan minyang goreng dalam kemasan, harganya berbeda-beda. Itu tergantung dari merek, jenis dan kualitasnya.
Untuk harga-harga kebutuhan pokok lainnya seperti telur lehor yang semula sempat turun dari Rp 19.500/Kg, sejak beberapa pekan terakhir kembali merangkak naik.
Mulai dari Rp 22.500/Kg, kini masih bertahan pada harga Rp 24.500/Kg. “Kalau di grosir, sih masih Rp 23.500/Kg.
Pedagang di warung kelontong, kemudian menjualnya sekitar Rp 24.500/Kg,” terang Sunarsih (46) kepada sejumlah personel Sat Samapta Polres Tegal Kota yang memantau di Pasar Pagi Kota Tegal.
Kasat Samapta Polres Tegal Kota mengatakan, meski sekarang masih Bulan Syakhban dan sebentar lagi masuk Bulan Ramadhan, pihaknya akan terus memantau kondisi di lapangan. Sebab, kerap terjadi ada kenaikan harga sembako menjelang bulan puasa.
Jika kenaikannya masih wajar dan barangnya tersedia, masyarakat masih bisa memaklumi.
Tapi bila kemudian terjadi kelangkaan barang dan terjadi kenaikan tidak wajar, maka pihaknya akan berusaha keras mencari titik persoalannya yang jadi penyebabnya.
Karena itulah, pihaknya sedini mungkin memberi pemahaman ke pedagang maupun distributor untuk mengantisipasi terjadinya penimbunan barang, dan permainan harga.
Ini yang harus kita cegah. Sedini mungkin para pedagang agar jangan menimbun barang yang menjadi kebutuhan pokok masyarakat luas,” ucap dia.
Di sisi lain, hal penting yang kini terus dilakukan dalam pemantauan di lapangan, pihaknya juga mengecek ketersediaan gas alam cair atau elpiji.
Sejumlah depot-depot penjualannya, akan terus dipantau. Sejauh mana kelancaran distribusinya sampai ke warung atau toko kelontong, hingga dibeli warga.