PURBALINGGA, suaralama.id – Pagi buta, kesunyian kota Purbalingga pecah, suara letusan senapan mesin menderu di kegelapan pagi,. Di jalan nampak sejumlah anggota TNI AD bersenjata lengkap sedang berjibaku melumpuhkan sejumlah orang bersenjata.
Di samping itu, di keremangan pagi nampak juga tentara sedang mengevakuasi warga, memburu, menembak dan juga terdengar sejumlah ledakan di halaman Pendopo Kabupaten Purbalingga.
Adegan heroik tersebut adalah bagian dari simulasi Latian Pertempuran Kota (Lapurkota) yang diikuti 1200 personil gabungan TNI AD terintegrasi Yonof 406/Candra Kusuma Purbalingga yang berlokasi di wilayah timur Kota Purbalingga, Sabtu (19/3/2022).
“Mulai dini hari tadi sedang dilaksanakan Latihan pertempuran kota (Latpurkota) terintegrasi Yonif 406 Candra Kusuma (CK) Purbalingga. Lokasinya berada di bagian timur wilayah Purbalingga kota,” ungkap Komandan Penerangan Korem 071 Wijayakusuma Mayor Infantri Hendro Gunawan usai Gelar Apel gelar pasukan Kodam IV/ Diponegoro di Wilayah Korem 071 Wujayakusiuma di alun-alun Kabupaten Purbalingga.
Mayor Infantri Hendro Gunawan menjelaskan sebanyak 1200 personel TNI AD yang ikut dilibatkan dalam Latpurkota tersebut. Dan usai pelaksanaan Lapirkota dilanjutkan dengan Apel Gelar Pasukan Kodam IV/ Diponegoro di Wilayah Korem 071 Wujayakusiuma di alun-alun Kabupaten Purbalingga.
“Apel gelar pasukan tersebut sebagai lanjutan dari Drill Tempur Latihan Pertempuran Kota Yonif 406/Candra Kusuma Brigif-4/Dewa Ratna,” jelasnya.
Dalam Gelar Pasukan, Komandan Korem 071/Wijayakusuma, Kolonel Infantri Dwi Lagan Safrudin, S.I.P., mewakili Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Rudianto membacakan amanat Pangdam IV/Diponegoro.
Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Rudianto dalam amanat tertulisnya mengatakan, apel gelar pasukan satuan-satuan di wilayah Korem 071/Wijayakusuma tersebut bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kesiapan satuan jajaran Kodam IV/Diponegoro dalam mendukung tugas pengamanan dan sekaligus mengantisipasi ancaman radikalisme yang mungkin timbul di wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
“Seperti kita ketahui bersama bahwa Jawa Tengah merupakan salah satu barometer nasional, karena apapun yang terjadi di Jawa Tengah baik dibidang politik, ekonomi maupun sosial budaya dan pertahanan keamanan pasti akan berpengaruh terhadap situasi nasional,” jelasnya.
Ditegaskan orang nomor satu di Kodam IV/Diponegoro ini, Jawa Tengah merupakan provinsi yang cukup besar dengan masyarakat yang memiliki berbagai latar belakang suku, agama dan ras. Karenanya, kondisi ini jika tidak dikelola dengan baik, sangat berpotensi menimbulkan konflik dan dapat dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok radikal yang disinyalir cukup banyak tersebar diberbagai daerah di Jawa Tengah.
“Menilik hal tersebut, kita harus siap menghadapi setiap potensi ancaman yang mengarah pada kemungkinan terjadinya tindak kekerasan dan aksi-aksi terorisme”, terangnya.
Oleh karenanya, lanjut Pangdam. Kita harus segera mengambil langkah-langkah antisipatif yang tepat guna mempersempit ruang gerak kelompok-kelompok radikal tersebut.
Pada kesempatan yang sama Pangdam juga menekankan kepada aparat intelijen agar memaksimalkan kinerja aparat intelijen di lapangan dan lakukan koordinasi secara terpadu dengan berbagai komponen masyarakat guna menumbuhkan kepedulian terhadap keamanan lingkungannya. Disamping itu, peran Babinsa agar dioptimalkan untuk mencegah masuknya pengaruh kelompok-kelompok radikal dalam masyarakat.
“Saat ini kita hidup dalam era digital yang mendorong terjadinya perubahan gaya hidup masyarakat. Daya tarik kota besar mengundang masyarakat untuk tinggal di daerah perkotaan dan menyebabkan padatnya penduduk yang dapat menimbulkan berbagai permasalahan dan tantangan, termasuk di bidang pertahanan dan keamanan.
Karenanya, Kodam IV/Diponegoro sebagai salah satu Kotamaops TNI dengan segenap jajarannya memiliki tugas untuk menyelenggarakan operasi pertahanan dan keamanan di wilayah Jawa Tengah dan D.I.Y., salah satunya yaitu menggelar pertempuran kota”, paparnya.
Diungkapkan Pangdam, latihan pertempuran kota yang dilaksanakan oleh Yonif 406/CK merupakan latihan dalam satuan (LDS) yang bertujuan untuk membina kemampuan tempur prajurit Satpur, Satbanpur dan Satbanmin agar senantiasa siap menghadapi tantangan tugas ke depan yang semakin kompleks.
Menurutnya, kemampuan satuan dalam melaksanakan pertempuran kota dianggap perlu dihadapkan pada perkembangan lingkungan strategis dan perubahan spektrum ancaman yang terjadi saat ini.
Kemampuan pertempuran kota ini harus dimiliki oleh seluruh satuan jajaran Kodam IV/Diponegoro, bukan hanya dimiliki oleh pasukan khusus atau Raider. Untuk itu, latihan pertempuran kota seperti ini harus dilaksanakan secara rutin untuk menjaga dan meningkatkan kemampuan prajurit.