WONOSOBO, suaralama.id – Perumda Air Minum Tirta Aji Wonosobo sigap dalam melakukan penanganan gangguan aliran akibat bencana alam yang terjadi di sejumlah wilayah di Wonosobo.
Berbagai kendala seperti gangguan aliran atau air mati karena kebocoran pipa dapat dengan sigap diatasi dengan dibantu Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan relawan lintas sektoral.
“Kami mendekatkan diri dengan para tokoh masyarakat. Sehingga keluhan air mati atau kendala lainnya yang dialami pelanggan dapat dengan cepat tersampaikan,” kata Direktur Utama, Muchammad Sjahid saat acara ramah tamah dan buka bersama di Hotel Kresna, Rabu (27/4/2022).

Dalam pemaparannya, Sjahid mengungkapkan beberapa bulan terakhir ini banyak terjadi bencana alam yang berakibat terganggunya aliran air ke sejumlah Sambungan Rumah (SR) di Wonosobo.
“Pada 10 April 2022 bencana banjir Sukorini menyebabkan pipa 8 inchi putus. Wilayah yang terdampak adalah Garung. Kami langsung melakukan rekayasa jaringan, sehingga gangguan aliran tidak begitu parah” ungkap dia.
Bencana banjir berikutnya, lanjut Sjahid, terjadi di Juwatah pada 11 April 2022. Akibat musibah ini 2 buah pipa berdiameter 250 milimeter sepanjang 80 meter putus.
“Banjir di Juwatah menyebabkan gangguan aliran di 3 wilayah yaitu seluruh pelayanan cabang Kaliwiro, cabang Wadaslintang dan sebagian cabang Leksono,” tambah Sjahid.
Sementara itu, berkenaan dengan Program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) yang dicanangkan Kementerian PU PR, Perumda Tirta Aji melakukan beberapa kegiatan antisipasi dan penangan karena sejumlah pipa terdampak proyek.

Di Wonosobo, program Kotaku dilaksanakan di kawasan Jaraksari khususnya di lokasi Jalan Kyai Muntang (pekerjaan saluran drainase, gorong-gorong sepanjang saluran Muntang).
“Program Kotaku yang digarap 31 Desember 2021 sampai 22 Maret 2022 menimbulkan beberapa dampak, baik bagi para pelanggan maupun kerugian secara materil bagi perusahaan,” ujar Sjahid.
Kendati demikian, Sjahid mengakui proyek yang dilaksakan dari titik depan makam sisi timur dan pekerjaan saluran drainase makam-sungai Semagung tersebut juga memberikan dampak positif atau hal baik.
Dijelaskan, lantaran terdampak program Kotaku, Perumda Air Minum Tirta Aji Wonosobo melakukan tindakan antisipasi dan penanganan diantaranya melaksanakan peremajaan jaringan pipa induk, transmisi dan distribusi.
“Berikutnya pembenahan jaringan dan pemetaan Sambungan Rumah (SR), peningkatan tekanan aliran dari 0 MKA dan menjadi 8 MKA pada jam puncak pemakaian air yakni pukul 07.00,” pungkas Sjahid.