WONOSOBO, suaralama.id – Ratusan anak muda nampak memadati kawasan Dieng Creative Hub. Mereka asyik berburu pakaian bekas impor dalam Wonosobo Thrift Festival ke-4 yang digelar tiga hari sejak Jumat-Minggu (13-15/5/2022). Bisnis baju seken (bekas) kini kian digandrungi anak muda.
Ketua Panitia Wonosobo Thrift Festival Erlangga Priantama menjelaskan event tersebut merupakan gelaran yang ke empat kalinya dan selalu mendapat antusias dari masyarakat. Terbukti tercatat ada sekitar seribu pengunjung tiap harinya.
“Bahkan pada hari pertama kami buka pukul 13.00 itu antriannya banyak sekali. Ini tempatnya terbata, kami harap bisa mengadakan event seperti ini di ruang yang lebih besar misalnya Gedung Sasana Adipura karena peminatnya banyak sekali,” ucap Erlangga kepada Suara Merdeka, Minggu (15/5).
Dia mengatakan, pelaku usaha thrift yang turut dalam acara tahunan ini semuanya anak muda. Setidaknya ada 25 seller thrift shop Wonosobo. Mereka menjual aneka produk fesyen seperti jaket, celana, baju, topi hingga sepatu seken. Harganya pun beragam mulai Rp15 ribu hingga Rp2 juta.
“Tidak perlu malu beli barang seken karena belum tentu jelek. Justru kita bisa dapat barang yang dijual di Indonesia mahal di sini dapat murah. Di sini juga anak muda semua, artinya nampak geliat ekonomi di dalamnya,” tukasnya.
Salah satu pengunjung Vita (20) mengaku sering berbelanja baju bekas. Sebab dia bisa mendapat barang bermerek namun harganya miring. “Saya pilih barang yang masih bagus dan layak pakai. Barangnya juga tidak kalah berkualitas dengan yang baru,” aku nya.
Berbeda dengan Bagus (30) yang mengaku baru pertama berbelanja baju bekas impor. Namun dia ketagihan untuk membelinya lagi. “Ini saya dapat jaket ukuran besar masih bagus motifnya keren harganya cuma Rp50ribu,” kata Bagus.
Pada kesempatan yang sama, salah satu seller Galuh Dwi mengatakan sudah menggeluti dunia thrift sejak Maret 2021. Pada event kali ini dirinya menjual beberapa produk, khususnya jaket parasit dan hoodie.
“Sejak hari pertama event alhamdulillah ramai pengunjung dan untungnya lumayan. Semoga event ini akan terus ada biar anak muda semakin semangat berbisnis,” kata Galuh.
Galuh menuturkan usah thrift ini lumayan menjanjikan dan menguntungkan. Sebab dirinya bisa meraup laba hingga puluhan juta rupiah tiap bulannya. Namun tetap saja ada tantangan yang harus dia hadapi terutama pada kondisi pakaian yang sudah tidak layak jual.
“Misal resleting rusak, atau kondisi baju yang sudah tidak layak. Banyak alat yang harus dipersiapkan seperti setrika uap, penghilang bulu, pengharum laundry karena kalau pakai deterjen biasa baunya tidak hilang,” terangnya.