WONOSOBO, suaralama.id – Puluhan siswa SMA 1 Wonosobo mengikuti sosialisasi pendidikan kedinasan dari Akademi Penerbang Indonesia (API) Banyuwangi. Mereka nampak antusias pada saat pemaparan, apalagi ini kali pertamanya mendapat pengetahuan mengenai dunia pendidikan aviasi.
Peserta sosialisasi yang merupakan siswa kelas XI dengan seksama menyimak pemaparan dari API Banyuwangi. Tak jarang dari mereka yang berebut bertanya seputar ilmu penerbangan.
Salah satunya Fema (17), yang mengaku tertarik untuk terjun ke dunia penerbangan. Dia mengaku ini pertama kalinya mendapat pengetahuan sekolah kedinasan. “Saya belum pernah tahu soal dunia aviasi. Cukup tertarik karena ini hal baru bagi saya,” tutur Fema usai sosialisasi, Kamis (19/5/2022).
Sama halnya dengan Alya (17), bagaikan gayung bersambut. Ketua Kelas XI IPS 3 itu mengaku sudah lama ingin melanjutkan pendidikan penerbangan. Maka dari itu, dia memanfaatkan momentum ini untuk menggali informasi lebih sebagai bekalnya melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi.
“Saya sebetulnya ingin jadi pramugari. Kalau lihat syarat tinggi badannya cukup. Tapi ini menarik juga sekolah di sekolah kedinasan, kan ada program pembibitan yang otomatis jadi ASN,” tutur Alya.
Pada saat yang sama Kepala Sekolah SMA N 1 Wonosobo Indah Nurhayati mengatakan kegiatan ini merupakan kali pertamanya dari pendidikan kedinasan yang melakukan sosialisasi. Berbeda dengan biasanya yang mayoritas perguruan tinggi negeri maupun swasta.
“Ini alhamdulillah mendapat antusias yang bagus dari siswa, sebab baru kali ini yang dari pendidikan kedinasan. Semoga bisa menambah wawasan anak-anak dan menambah opsi untuk meneruskan pendidikan yang lebih tinggi,” papar Indah kepada Suara Merdeka.
Sementara itu Flight Instructor API Banyuwangi Achmad Iqbal mengatakan, pada sosialisasi kali ini ia menjelaskan bagaimana untuk menjadi taruna API Banyuwangi. Ada beberapa yang perlu dipersiapkan, yakni admninistrasi seperti ijazah, tinggi minimal perempuan 165 cm dan laki-laki 167 cm, dan berat badan yang proporsional.
“Selain itu untuk jadi pilot juga perlu memiliki wawasan luas. Nanti akan melewati beberapa tes setelah berkas dikumpulkan, yakni tes TPA, psikotes, kesehatan, dan simulator yang pada H-1 akan diajarkan terlebih dulu,” papar Iqbal.
Sementara jalur untuk masuk ke sekolah penerbangan kedua di Indonesia ini bisa melalui jalur mandiri dan program eksekutif. Lebih menarik lagi, ada program pola pembibitan (polbit) yang setelah lulus langsung menjadi ASN. “Kalau untuk yang polbit ini calon taruna harus melalui tes CAT terlebih dahulu,” imbuh Iqbal yang juga seorang pilot ini.
API Banyuwangi, lanjut Iqbal memiliki 37 pesawat cesna baik one maupun multiple engine serta mempunyai sea plane yang dapat mendarat di laut. Dia menyebut ini yang terbanyak di Indonesia.”Siapa saja bisa menjadi pilot dan semoga ada siswa SMA 1 yang masuk API Banyuwangi,” pungkasnya.