WONOSOBO, suaralama.id – Penutupan pasar hewan disebut efektif untuk tekan angka wabah penyakit mulut dan kuku (PMK). Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan (Paperkan) telah melakukan vaksinasi PMK sebanyak 100 dosis untuk hewan ternak.
Sebelumnya sejumlah pasar hewan ditutup berdasarkan hari pasarannya masing-masing sejak akhir Mei hingga awal Juni lalu. Hal ini guna mencegah merebaknya wabah PMK.
Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Paperkan Sidik Driyono menilai penutupan pasar hewan tersebut efektif menekan angka PMK. Meskipun menurutnya, belum banyak pedagang yang berjualan.
“Per hari ini hewan yang terkena PMK tinggal sedikit. Sekarang pasar hewan sudah buka semua, namun memang pedagang sapi masih sepi. Seperti laporan dari lapangan di Pasar Wonolelo pagi tadi hanya ada lima ekor,” papar Sidik, Jumat (24/6/2022).
Sidik mengaku pihaknya terus melakukan edukasi terhadap pemilik hewan ternak mengenai virus PMK. Dikatakan Sidik, Dinas Paperkan mendapat jatah 100 dosis vaksin PMK dan telah diaplikasikan terutama pada sapi perah.
“Sesuai insturksi dari pusat, sapi perah ini masa pemeliharaannya lebih lama dibanding sapi potong. Kemudian pada hewan ternak yang sehat dan belum pernah terpapar PMK,” jelasnya.
Vaksinasi, lanjut Sidik, telah dilakukan di sejumlah daerah di Wonosobo sejak Kamis (23/6). Mulai dari Plobangan, Balekambang, Sontonayan, Tawangsari dan Kalikajar. “Kami sedang mengambil 500 dosis vaksin lagi, kemungkinan minggu depan segera kami lakukan penyuntikan pada ternak,” tukasnya.
Salah satu pemroduksi susu perah Samin Hadi Suwito mengaku ada penurunan jumlah produksi susu. Jumlah sapi laktasi ada empat ekor biasanya menghasilkan 35 hingga 45 liter, kini hanya 15 hingga 20 liter.
Samin mengatakan pihaknya sudah ditawari vaksin oleh pemerintah. “Tapi karena sudah terlanjur sakit jadi tidak boleh divaksin. Sangat mempengaruhi hasil penjualan karena tidak bisa memenuhi permintaan, Berat badan sapi menurun. Semoga nanti ketersediaan vaksin makin banyak,” kata Samin. (ang)