WONOSOBO, suaralama.id – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonosobo menjalin kerja sama dengan Komunitas Wonosobo Reptil Keeper (WRK). Hal itu usai kedua belah pihak resmi menandatangani MoU pada 22 September 2022 lalu.
“Personel kami masih memiliki keterbatasan pengetahuan bagaimana penanganan satwa liat atau reptil. Untuk itu kami berkolaborasi dengan WRK terkait penanganan satwa liar,” kata Kalak BPBD Wonosobo, Bambang Tri kepada suaralama.id Selasa (05/10/2022).
Dia menyebutkan, ketika di lapangan personel kerap menjumpai satwa liar atau reptil di permukiman warga. “Anggota kami selama ini melakukan resque atau penyelamatan satwa liar secara otodidak jadi belum memiliki keterampilan khusus,” ujar Bambang.
Pihaknya mengucapkan terima kasih kepada WRK atas kerja sama rescue satwa liat atau reptil yang bakal dijalankan selama 1 tahun ke depan. Dengan kerja sama ini diharapkan saat warga membutuhkan bantuan ada satwa liar BPBD Wonosobo dan WRK bisa dengan sigap datang ke lokasi.
Bambang menambahkan, selain teken nota kesepahaman atau MoU, BPBD juga mengundang WRK untuk memberikan sosialisasi pengamanan dan penanganan satwa liar atau reptil.

“3 Oktober kemarin, kami gelar sosialisasi. Pesertanya adalah personel BPBD dan damkar. Kegiatan ini untuk peningkatan kapasitas personel. Agar mereka tahu bagaimana penanganan satwa sesuai SOP keselamatan,” sambung Bambang.
Lebih lanjut Bambang menyampaikan dengan adanya sinergi tersebut diharapkan ekosistem satwa liar di wilayah Wonosobo dapat terjaga dengan baik.” Mudah-mudahan ke depan kita bisa bergandeng tangan untuk kegiatan rescue satwa di lapangan,” imbuh dia.
Terpisah, Ketua Komunitas Wonosobo Reptil Keeper (WRK), Eko Supriyatno Widiyanto mengungkapkan senang dapat berkolaborasi dengan BPBD Wonosobo. Menurutnya, kerja sama ini akan sangat bermanfaat bagi kedua belah pihak.

“Komunitas WRK berdiri sejak April 2017. Bermula dari hobi dan kecintaan kami kepada satwa liar jenis reptil. Saat ini anggota kami ada sekitar 60 orang,” kata Eko.
Dia menilai ekosistem satwa liar di Wonosobo rawan terancam. Selain itu manusia yang secara langsung bersinggungan dengan satwa liar juga perlu memiliki pengetahuan cukup tentang satwa liar.
“Untuk itu kami sering memberikan edukasi ke sekolah-sekolah dan gathering di tempat umum,” ujar Eko. Dikatakan, materi edukasi yang diberikan yakni mengenalkan jenis reptil seperti ular, dimana ada yang ular jenis berbisa dan yang tak memiliki bisa.
“Kalau menjumpai satwa liar misalnya ular, lebih baik kita menghindar. Karena sebenernya kontak langsung ular dan manusia itu sangat jarang. Kecuali si ular ini merasa terancam,” pungkas Eko.(zal)