WONOSOBO, suaralama.id – Bicara soal wisata di Wonosobo memang tak ada habisnya, salah satu yang bisa dikunjungi adalah Pasar Lawas Kumandang. Di sana pengunjung akan diajak bernostalgia dengan jajanan tradisional, lengkap dengan nuansa khas pedesaan.
Pasar Lawas Kumandang berada di Dusun Bongkotan, Desa Bojasari Kertek. Dari pusat kota, cukup menempuh waktu sekiar 20 menit dengan kendaraan pribadi. Sepanjang jalan menuju obyek wisata tersebut, wisatawan akan melewati beberapa area persawahan yang menyejukkan pemandangan mata.
Sesampainya di Pasar Lawas Kumandang, pengunjung terlebih dahulu membayar tiket masuk sebesar Rp5 ribu saja per orang. Kemudian menukar uang dengan keping batok kelapa, yang nantinya digunakan untuk membeli aneka kuliner di dalamnya. Satu keping batok kelapa dihargai dengan Rp2 ribu saja, dan bisa ditukar kembali dengan uang bila masih sisa.

Masuk kawasan kuliner, wisatawan disambut dengan lantunan langgam Jawa. Ditambah lagi dengan rindangnya pepohonan, juga 18 gubug yang menjajakan aneka sajian khas masa lalu. Menariknya lagi, para penjual di sini pun mengenakan pakaian kebaya.
Saatnya berburu kuliner, di sana ada berbagai penganan yang bisa dicicipi. Harganya pun terjangkau, mulai dengan satu keping hingga enam keping batok kelapa saja. Ada nasi jagung, ciwel, soto sapi, urap, bakso, mie ayam, batagor, siomay, tempe kemul, wedang uwuh, kopi dan masih banyak lagi.
Cara penyajiannya juga memakai batok kelapa. Suara Merdeka pun penasaran ingin mencicipi soto sapi yang dibanderol dengan 5 keping saja, tak lupa dengan tempe kemul yang harganya 1 keping per biji. Rasanya tak kalah dengan soto sapi di restoran, semakin semangat menyantapnya dengan sedikit sambal.
Usai puas menikmati aneka kuliner, wisatawan bisa berjalan mengitari salah satu sudutnya. Di sana juga terdapat kolam terapi ikan, kolam renang anak, wahana mini trail dan taman bermain ayunan. Jika gemar berswa foto, ada banyak spot menarik yang bisa dijadikan latar.
Kepala Dusun Bongkotan Ahmad Wahyono mengatakan, Pasar Lawas Kumandang kini dikonsep lebih modern dari segi makanan. Sebab banyak anak muda yang singgah ke sini, dan agar bisa diterima oleh banyak kalangan.
“Dulu kami menjual jajanan jadul, tapi kan kadang banyak anak muda yang tidak suka. Dengan lokasi yang baru ini kami coba gabungkan, ada yang tradisional sekali seperti nasi leye, nasi jagung, ada juga yang modern seperti bakso mie ayam dan lainnya,” kata Ahmad kepada Suara Merdeka, Minggu (6/11).
Dikatakan Ahmad, semua pedagang di sini, merupakan penduduk lokal. Dengan hadirnya Pasar Lawas Kumandang ini diharapkan bisa membangun perekonomian masyarakat. “Ya tapi di sini ada dua gubug yang dari luar Dusun Bongkotan. Tapi tidak masalah karena kami memang ingin mengangkat perekonomian warga,” imbuh dia.
Salah satu pedagang, Rahma (35) mengatakan sudah satu tahun lebih berjualan di Pasar Lawas Kumandang. Dia menjajakan beberapa penganan seperti bakso, mie ayam, batagor dan siomay. “Ya lumayan untuk menambah penghasilan. Kalau lagi rame dalam sehari bisa dapat 300 koin,” kata dia.
Sementara itu salah satu pengunjung, Aris Suyanto (50) mengaku senang bisa membawa keluarganya bertamasya di Pasar Lawas Kumandang. Dia bisa menikmati beragam menu tradisional lengkap dengan nuansa pedesaan.
“Kami juga pernah di lokasi yang lama. Kalau yang sekarang lebih bagus, nyaman dan bersih. Harganya terjangkau dan makanannya juga enak. Sekalian sarapan pas sekali untuk berakhir pekan bersama keluarga,” aku Aris.
Kuliner di Pasar Lawas Kumandang buka setiap Minggu pagi mulai pukul 07.00 pagi hingga 15.00 sore. Pada hari biasa pun tetap buka, namun hanya wahana wisatanya saja. Bagi wisatawan yang ingin mengadakan pertemuan pun, di sana terdapat gazebo yang bisa dimanfaatkan untuk tempat berkumpul. (ang)