WONOSOBO, suaralama.id – Kemiskinan ekstrim masih menjadi pekerjaan rumah besar bagi Pemerintah Kabupaten Wonosobo. Salah satu upaya pengentasannya adalah melalui optimaliasi potensi daerah. Pemerintah desa diminta aktif melakukan verifikasi data warganya yang terindikasi miskin ekstrim.
Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat menjelaskan kondisi kemiskinan di Wonosobo cukup memprihatinkan. Angka kemiskinan pada 2022 di Wonosobo tercatat 17,36 persen. Di mana terdapat sekitar 44.344 yang masuk kategori miskin ekstrim. Sementara kondisi keuangan daerah tahun ini yaitu APBD sebesar Rp1,94 T dan PAD hanya mampu menembus angka Rp230 M.
“Kondisi kemiskinan ekstrim di Wonosobo cukup mendalam, ditambah lagi ada 15 kecamatan dan 265 desa kelurahan. Di mana antara daerah satu dengan lainnya jaraknya jauh, dan daya dukung transportasi masih sangat kurang. Namun Pemkab Wonosobo siap menghapus kemiskinan ekstrim selaras dengan target pemerintah pusat,” kata Afif pada saat Rakor TKPKD Kabupaten Wonosobo Tahun 2022 Penerimaan Kunjungan Kerja Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi Kemenko PMK RI beberapa waktu lalu.
Dikatakan Bupati Afif, salah satu upaya yang dilakukan untuk pengentasan kemiskinan adalah dengan optimalisasi potensi daerah. Di antaranya adalah holtikultura, dombos, potensi wisata, perikanan, makanan khas carica dan olahan makanan lainnya.
Pada saat yang sama, Sekretaris Daerah One Andang Wardoyo meminta agar seluruh perangkat desa maupun kecamatan agar mengawal data mikro dan makro warga yang tergolong miskin. Caranya adalah dengan melakukan verifikasi faktual secara rutin.
“Langkah awal menanggulangi kemiskinan ekstrim harus ada pada data yang akurat. Kami minta seluruh perangkat desa melakukan verfak secara berkala,” kata Andang.
Sementara itu, Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi Arif Budimanta menilai level kemiskinan Wonosobo menjadi tantangan besar, mengingat pada angka nasional mencapai 9 persen. Maka dari itu dia meminta agar semua program dari Kemensos RI terus diimplementasikan.
“Kami juga mengingatkan pentingnya membangun strategi bersama dengan memanfaatkan seluruh potensi daerah sebagai upaya penghapusan kemiskinan. Sehingga sesuai dengan yang diniatkan Presiden Jokowi kemiskinan ekstrim mampu menjadi 0 persen pada 2024 pada tingkat nasional,” tutup Arif. (ang)