WONOSOBO, suaralama.id – Polsek Kertek siap menyambut libur panjang Idul Fitri 1443 Hijriah dan akan mengerahkan seluruh personel dalam pengamanan arus mudik lebaran 2022.
Seluruh personel di jajaran Polsek Kertek akan disiagakan di sejumlah titik yang berpotensi terjadi kepadatan mulai H-7 hingga H+7 lebaran.
Selain siaga dalam pengamanan lalu lintas, Polsek Kertek juga terus mengupayakan agar menjelang momen lebaran kondisi dan situasi di masyarakat tetap kondusif.
“Dari pantauan di sepanjang jalan provinsi wilayah Kertek sudah nampak beberapa pemudik. Diprediksi puncak mudik terjadi pada H-2 dan H-3 lebaran,” kata Kapolsek Kertek AKP Eddy Vico Bey, Selasa (20/4/2022).
Sedangkan pada Idul Fitri hari kedua masyarakat akan mulai berwisata. Bisa diperkirakan wisatawan akan tumpah ruah, mengingat dua tahun belakang tidak diperbolehkan mudik ke kampung halaman. Hal ini tentu harus diperhatikan, sebab akan menambah kemacetan arus lalu lintas.
“Kami dapat tumpahan kemacetan dari pemudik yang baru berwisata ke Dieng. Biasanya kami melakukan pengalihan jalur, yang nanti bisa tembus ke Purwojati,” ujarnya.
Dia menambahkan, rencananya akan ada dua pos pengamanan (pospam) untuk wilayah Kertek, yakni pasar dan Kledung. Selain personel Polsek Kertek, terdapat juga petugas pospam dari Polres, Kodim 0707, Koramil, Orari, Dinas Kesehatan dan Pramuka. “Mereka bertugas untuk mencegah permasalahan yang berpotensi timbul dari padatnya pemudik,” imbuhnya.
Selain fokus pada pengamanan jalan raya, lanjut Vico, Polsek Kertek juga tak luput patroli untuk permasalahan ketertiban masyarakat. Dijelaskan Vico, ada beberapa hal yang menjadi konsennya, seperti balon udara, petasan, ribut antar kampung dan kejahatan lainnya.
“Kami ada bhabinkamtibmas di desa-desa itu yang akan mengondisikan ketertiban masyarakat. Kami juga memberikan arahan untuk perangkat desa lintas sektoral untuk memantau pemudik biar kampungnya tetap kondusif,” kata dia.
Satu hal lagi yang perlu digarisbawahi menurut Vico adalah soal balon udara. Masyarakat dihimbau untuk tidak menerbangkan balon udara, terutama pada saat libur lebaran. Seperti diketaui, balon udara sudah menjadi budaya bagi masyarakat Wonosobo.
Vico tidak ingin kejadian tahun lalu, yang mana ada salah seorang warga Kertek terkena sanksi karena menerbangkan balon udara. Dia terancam hukuman dua tahun dan denda sebanyak Rp500 juta. “Sampai sekarang kasusnya belum selesai, jadi kami gencar suarakan hal tersebut pada masyarakat,” imbuhnya.
Dia berharap pengamanan selama libur lebaran tahun ini lancar sesuai dengan rencana. Tidak ketinggalan ia selalu menekankan anggotanya untuk selalu menjaga stamina. “Kami terus lakukan persiapan fisik harus prima, kami bekali anggota dengan vitamin. Sebab kalau H+ sampai jam 22.00 masih macet, kami baru bisa istirahat satu jam setelahnya,” pungkas Vico.