WONOSOBO, suaralama.id – Jumlah Anak Tidak Sekolah (ATS) di Wonosobo mencapai 3.500 jiwa lebih. Dari jumlah tersebut paling banyak putus sekolah menjelang atau saat berada di jenjang pendidikan SMP.
“Kami terus melakukan berbagai upaya. Alhamdulillah saat ini sudah ada sekitar 600 anak berhasil dibujuk dan mau melanjutkan sekolah,” kata Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Wonosobo, Tono Prihatono saat ditemui suaralama.id di kantornya, Selasa (10/5/2022).
Dijelaskan Tono, rata-rata lama sekolah dari kurun waktu 2015 hingga 2020 menunjukkan adanya peningkatan.
“Dari semula 6,11 tahun naik menjadi 8,81 tahun. Artinya rata-rata masyarakat Wonosobo memiliki pendidikan tertinggi sampai kelas 1 SMP,” ujarnya.
Lebih lanjut Tono mengungkapkan, penyebab anak di Wonosobo enggan melanjutkan sekolah bukan karena himpitan ekonomi, tetapi karena kurangnya motivasi dari keluarga.
“Kebanyakan orang tua beranggapan anaknya cukup menjadi petani saja. Jadi muncul stigma buat apa sekolah tinggi-tinggi kalau yang paling penting adalah bisa mencari uang,” ungkap dia.
Padahal untuk menangani tingginya jumlah Anak Tidak Sekolah (ATS) di Wonosobo, Pemkab Wonosobo mengucurkan dana sekitar Rp 500 juta yang bersumber dari APBD.
“Ada dana Rp 500 juta untuk bantuan pendidikan. Kalau tak mau sekolah secara formal, kami dorong masuk ke sekolah non formal atau kejar paket,” pungkas Tono.