WONOSOBO, suaralama.id – Kendala yang sering dialami pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) kebanyakan adalah seputar pemasaran dan modal. Padahal di daerah memiliki produk unggulan yang semestinya tidak dipasarkan hanya di wilayah lokal saja.
Hal itu dikatakan Regional Corporate Communication Manager PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (Alfamart), Budi Santoso di sela Pelatihan Manjemen Ritel dan Kurasi Produk UMKM di Pendopo Bupati Wonosobo, Rabu (12/10/2022).
“Hari ini kami bekerja sama dengan Pemkab Wonosobo melalui Disdagkop UKM memfasilitasi para UMKM di Wonosobo agar produknya bisa dijual di gerai atau toko Alfamart,” kata dia.

Budi menyampaikan, untuk itu pihaknya menggelar pelatihan dan kurasi produk yang diikuti 50 pelaku UMKM di Wonosobo. Sedikitnya sekitar 100 produk UMKM lokal seperti carica, aneka olahan keripik dan makanan kering dipajang di tempat kegiatan.
“Nantinya produk UMKM ini akan dijajakan di toko Alfamart. Syarat utama usaha tersebut minimal ada P-IRT dan sertifikasi halal. Kalau soal kemasan kami akan berikan pendampingan agar produk UMKM memiliki kemasan menarik dan tidak kalah dengan produk pabrik,” sambung Budi.
Dengan ada di gerai Alfamart yang tersebar di seluruh Indonesia, produk UMKM Wonosobo bisa menjangkau lebih banyak pembeli. Bahkan disebutkan Budi, produk UMKM bisa dijual hingga ke berbagai kota di Indonesia tanpa memberikan royalti ke Alfamart.
Tak hanya itu, Budi juga menjelaskan usai pelatihan nantinya produk UMKM Wonosobo akan dicek oleh tim kurasi dari Alfamart. Kemudian sampelnya dikirim ke kantor pusat di Jakarta.
“Jika lolos tahapan atau standard yang kami tentukan, kantor pusat akan mengeluarkan rekomendasi dan produk UMKM tersebut bisa dijual di gerai Alfamart,” jelasnya.
Menurut Budi, sistem kerja sama antara Alfamart dengan UMKM kali ini berbeda. Hal ini berkaitan dengan regulasi yang diterapkan manajemen Alfamart kepada pelaku MKM.

“Kalau dulu ada sekian jumlah produk yang harus dipenuhi UMKM, jadi tidak boleh kurang dari yang diminta. Tapi sekarang diubah jadi sesuai kemampuan UMKM. Misal mampu 10 produk boleh, yang penting konsisten. Ke depan jangan kurang dari jumlah itu,” pungkas Budi.(zal)