MALANG, Suaralama.id – Mitos jalur tengkorak sering menjadi pembicaraan semua orang. Kejadian mengenaskan terhadap kecelakaan kadang menggemparkan. Tak diduga-duga selalu saja ada dan terulang kejadiannya.
Di daerah Kabupaten Malang memiliki salah satu ruas jalan yang sering dikaitkan dengan hal-hal mistis. Namanya Jurang Klampok. Ada juga yang menyebutnya Jurang Mayit. Jalanan tersebut berada di kawasan jalur pantai selatan, persisnya di Desa Srigonco, Bantur, Kabupaten Malang. Jalur ini sering mendadak viral.
Jurang Mayit dikenal sebagai jalur tengkorak lantaran sering terjadi kecelakaan di sana. Banyak truk yang masuk ke jurang. Tak jarang kecelakaan tersebut merenggut korban jiwa. Dari cerita turun-temurun yang didengar masyarakat sekitar, jalur tersebut dinamakan Jurang Mayit karana dulunya di sana menjadi lokasi pembuangan mayat ketika masa pemberontakan PKI.
Konon, mitos yang beredar, kawasan tersebut merupakan daerah angker. Banyak yang menyebut jika makhluk tak kasat mata kerap muncul dan mengagetkan pengemudi yang melintas hingga menyebabkan kecelakaan.
Namun, berdasarkan keilmuan, jalur jurang mayit ini memiliki topografi yang cukup curam. Wilayah Desa Srigonco, utamanya area jalur Jurang Mayit, memang cenderung cekungan dan perbukitan.
Hal itu memengaruhi bentuk jalan setelah selesai dibangun yaitu cukup banyak tanjakan tajam, turunan serta tikungan tajam. “Dari sisi elevasi, kemiringan dan super elevasinya, jalur Jurang Mayit ini masuk kategori curam. Maka dengan kondisi tersebut kecepatan rencana kendaraan tidak boleh lebih dari 20 kilometer per jam,” papar Praktisi Jalan Raya dan Jembatan, Alif Riwidya.
Arif menjelaskan, para pengemudi tentunya harus bisa menguasai kendaraan dan medan saat melintasi jalur Jurang Mayit. Sebab, dengan kondisi jalan yang curam, mau tidak mau pengemudi harus menurunkan kecepatan kendaraan. Dalam kondisi tersebut, jika kendaraan tidak dalam kondisi prima, maka bisa membahayakan pengemudi sendiri.
Jurang Mayit selain memiliki turunan tajam dan tanjakan curam, juga ada tikungan tajam yang menanjak. Hal itulah yang terkadang membuat pengemudi kurang memperhitungkan.
“Dengan jalur yang seperti itu, memang kondisi kendaraan baik pengereman serta keadaan ban harus prima. Jika tidak tentu bisa membahayakan. Kebanyakan kecelakan yang sering terjadi di sana adalah terjun ke jurang atau menghantam tebing,” ujar dia.