MAGELANG, suaralama.id – Muji Setiyo resmi menyandang gelar Guru Besar Ilmu Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Magelang (Unimma). Pengukuhannya dilakukan setelah dia menyampaikan pidato bertajuk ‘Peluang dan Tantangan Implementasi Bahan Bakar Alternatif untuk Sektor Transportasi di Indonesia.
Pengukuhan Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Unimma itu dilakukan di Auditorium Kampus I Unimma, Sabtu (29/1).
Dalam naskah pidato yang diterima Suara Merdeka, Muji menyebut ada beberapa rekomendasi implementasi bahan bakar alternatif untuk sektor transportasi di Indonesia. Ini diajukan guna mengurangi emisi karbon akibat penggunaan bahan bakar fosil konvensional, seperti bensin dan solar.
Rekomendasi tersebut, lanjutnya, juga menjadi upaya pembentukan sistem transportasi yang berkelanjutan.
“Melanjutkan bahan bakar fosil konvensional melalui pembakaran seperti sekarang ini berkontribusi pada peningkatan gas rumah kaca yang merusak ekosistem bumi,” tulisnya.
Terdapat lima rekomendasi yang diajukan Muji. Pertama, pemberian insentif fiskal dan peraturan. Dia mengusulkan Pemerintah Indonesia memberikan insentif fiskal berupa pembebasan pajak pembelian dan pajak tahunan pada CNG (Compressed Natural Gas) dan LGV (Liquefied Gas for Vehicle).
CNG adalah bahan bakar hasil konversi energi gas alam, sedangkan LGV ialah produk turunan dari LPG (Liquefied Petroleum Gas).
Lain itu, pemerintah bisa mengatur harga CNG dan LGV secara adil, menyediakan alat konverter secara gratis, meringankan biaya pendaftaran dan parkir kendaraan.
“Kemudian mewajibkan kendaraan umum dan dinas untuk beralih ke CNG dan LGV dan menetapkan emisi gas buang dengan standar tinggi,” ujar Muji.
Rekomendasi kedua, pemerintah bisa menetapkan peraturan untuk produksi kendaraan, misal, mesti dilengkapi dengan perlengkapan CNG atau LGV sebagi produk original equipment manufacturer (OEM).
Kemudian, meningkatkan standar komponen dan sistem agar kompatibel dengan biogasoline dan biodiesel berkonsentrasi tinggi dan menambah jumlah produksi kendaraan hibrida.
Seiring berkembangnya kendaraan bertenaga listrik, Muji bilang pemerintah mesti menyediakan infrastruktur listrik terintegrasi. Ini adalah rekomendasi ketiganya. Adapun usulannya berupa peningkatan jaringan listrik dan menghubungkan produsen kendaraan listrik dengan perusahaan pemasok listrik.
Keempat, penyediaan angkutan umum yang ramah lingkungan dan terjangkau. Menurut Muji, usulan ini bisa mengurangi konsumsi bahan bakar fosil dan menjadi purwarupa implementasi bahan bakar alternatif yang edukatif bagi masyarakat.
Terakhir, dia meminta pemerintah memberikan insentif riset yang berkaitan dengan implementasi kendaraan melalui skema riset terfokus.
“Diperlukan sinergi riset multidisiplin dari riset dasar sampai dengan pengembangan, untuk hasil yang lebih terukur dengan risiko kegagalan yang paling kecil atau bahkan dapat dihindari,” tandas
Muji.
Penulis: Birru Raka