PURWOREJO, suaralama.id – Warga Desa Wadas, Kecamatan Bener meminta harga yang layak dari pemerintah, bagi tanah mereka yang terdampak penambangan batuan quarry yang nantinya akan dijadikan material pembangunan Bendung Bener.
Kholifah (45) salah satu warga Desa Wadas, Dusun Winongsari Rt 01 Rw 03 saat ditemui pada hari kedua pengukuran tanah di Desa Wadas mengatakan bahwa situasi saat pengukuran berjalan lancar dan tidak ada gangguan dari warga kontra quarry.
“Aman terkendali, dikawal sama polisi, BPN, Pertanian. Tidak ada kendala apa-apa,” katanya.
Dikatakan, satu bidang tanah miliknya tersebut ditanami berbagai macam pohon mulai durian hingga tumbuhan rempah-rempah.
“Sekitar 1100 meter, ditanami seperti pohon durian, pohon jati, nangka, terus rempah-rempah itu,” jelasnya.
Dalam keaempatan itu, dirinya juga mengungkapkan alasan mengapa setuju tanahnya di tambang untuk diambil batuan quarrynya sebagai material pembangunan Bendung Bener.
“Meskipun itu tanah saya tapi kalau sewaktu-waktu pemerintah membutuhkan itu haknya pemerintah,” sebutnya.
Meskipun begitu, pihaknya menginginkan harga yang layak dalam pembebasan lahan di Desa Wadas.
“Saya kurang tahu karena masih akan dimusyawarahkan setelah pengukuran, harapannya minimal Rp 300 ribu per meternya, kalau harga disini harga tanah tergantung keadaan tanahnya,” jelasnya.
Diungkapkan, saat ada konflik antara warga pro dan kontra quarry, ladang milik warga pro sempat dibiarkan terbengkalai berbulan-bulan karena lahan dijaga warga kontra quarry.
“Sudah selama 8 bulan tidak pernah di tengok apakah hasilnya itu apa. Tau-tau saat pengukuran, dilihat tanaman ada yang rusak dipotongi,” pungkasnya.
Penulis: Khafidz Kurnia l Editor: Rizaldo