PURBALINGGA, suaralama.id – Peringatan Hari Peduli Sampah Nasional di Kabupaten Purbalingga ditandai dengan giat pembuatan Eco Enzyme oleh puluhan pegiat lingkungan dan pegiat sosial di Kabupaten Purbalingga. Pembuatan eco enzyme dilakukan di kompleks Klenteng Hok Tek Bio Purbalingga, Senin (21/2/2022).
Ketua Pengurus Klenteng Hok Tek Bio Mulyadianto menjelaskan, kegiatan pembuatan eco enzyme dilakukan bersam-sama dalam satu hari di komplek Klenteng Hok Tek Bio. Lintas komunitas pegiat sosial yang terlibat dalam kegiatan tersebut diantanya Forum Purbalingga Bersih (FPB), Palang Merah Indonesia (PMI), Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), Pramuka Peduli dan sejumlah pegiat yang lain,” jelasnya.
“Kegiatan ini dilakukan oleh lintas komunitas,” jelasnya. Mulyadi mengatakan pembuatan eco enzyme dilakukan dalam jumlah besar. Pembuatan dipandu langsung oleh instruktur dari FPB Kris Hartoyo Yahya.
Kris Hartoyo Yahya mengungkapkan bahwa bahan untukmembuatbeco enzyme adalah sampah organik, “Salah satunya dari sisa kulit buah,” ungkapnya.
Dia menjelaskan eco enzyme adalah cairan serbaguna yang dihasilkan dari proses fermentasi sampah organik seperti sisa kulit buah dan sayuran. Eco enzyme pertama kali diperkenalkan oleh Dr. Rosukon Poompanvong dari Thailand.
“Tujuannya adalah untuk mengubah enzim yang terdapat dalam sampah organik menjadi larutan pembersih organik,” jelsnya.
Eco enzyme bisa dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan, di antaranya untuk disemprotkan ke tumpukan sampah, sehingga mampu mengurangi gas metan dan bau.
“Bisa juga untuk dituang ke sungai. Sehingga air sungai kualitasnya menjadi lebih baik dan jernih,” lanjutnya.
Salah satu peserta pembuatan eco enzyme, Mahendra Yudhi Krisna dari Pramuka Peduli mengatakan pembuatan eco enzyme yang merupakan salah satu metode pengolahan sampah organik, perlu terus disosialisasikan.
“Ini berguna untuk mengurangi penggunaan zat kimia. Dalam bidang pertanian eco enzyme juga mulai digunakan untuk memberantas hama dan penyakit. Jadi perlu terus digalakkan,” katanya.