WONOSOBO, suaralama.id – Dinas Kesehatan Wonosobo mengimbau masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan terhadap hepatitis misterius yang belakangan santer diberitakan. Terlebih lagi bagi anak-anak di bawah usia 15 tahun. Jika dibiarkan hepatitis akut ini akan menjadi fatal.
Kepala Dinas Kesehatan Wonosobo dr. M. Riyatno menjelaskan bahwa penyakit tersebut merupakan unkown etiology atau hepatitis yang belum teridentifikasi penyebabnya. Secara umum gejalanya hampir sama seperti hepatitis lainnya, namun seringkali menyerang anak di bawah usia 15 tahun.
“Kondisi tubuh anak-anak itu kan rentan. Tapi sebenarnya semua kalangan usia tetap harus waspada terhadap hepatitis yang lebih infeksius dari penyakit lain karena mudahnya penyebaran,” tutur Riyatno kepada Suara Merdeka beberapa waktu lalu di Terminal Mendolo.
Kendati belum ditemukan kasus serupa di Wonosobo, namun dia mengimbau masyarakat agar tetap memelihara kesehatan tubuhnya. “Ini kan penyakit impor dari beberapa negara, di Indonesia sudah ada ditemukan dan dirawat terutama di DKI Jakarta,” imbuhnya.
Ada beberapa gejala hepatitis misterius yang perlu diketahui, yakni demam, mual, diare dan urine terlihat kecoklatan. Selain itu juga warna feses lebih terang, dan secara umum mata serta kulit terlihat kuning.
“Manakala ada pasien atau orang dalam perjalanan atau juga penduduk yang mengalami gejala demikian, langsung saja ke faskes terdekat. Kami sudah bekali teman-teman faskes akan tindakan yang harus dilakukan dan melakukan pemeriksaan tes hepatitis,” imbuhnya.
Untuk pencegahan, dr. Riyatno menjelaskan agar masyarakat selalu menjaga pola hidup sehat serta mengonsumsi makanan yang matang. Tidak disarankan juga untuk berkumpul atau berkerumun di tempat terbuka seperti kolam renang, tetap memakai masker dan rajin cuci tangan.
“Hepatitis akut kalau dibiarkan fatal, tapi kalau segera ditangani insya Allah bisa segera aman. Masyarakat perlu menyadari meskipun sudah banyak kelonggaran aktivitas, namun tetap perlu waspada,” kata Riyatno menekankan.
Fokus Penanganan
Riyatno menyebut saat ini ada beberapa prioritas yang menjadi perhatian Dinas Kesehatan Wonosobo. Selain masih fokus dengan covid 19, pihaknya juga tengah konsen terhadap hepatitis dan malaria.
Adanya pelonggaran aktivitas masyarakat, kini akses pun terbuka luas. Artinya ada beberapa orang pelaku perjalanan dari daerah endemi yang berpotensi membawa penyakit tersebut.
“Malaria ini impor. Misalnya saja orang yang datang dari Papua atau Kalimantan yang merupakan daerah endemi malaria,” pungkasnya.