WONOSOBO, suaralama.id – Sebanyak 300 lansia memadati halaman Pendopo Bupati Wonosobo, mereka sangat antusias mengikuti senam bersama dalam peringatan Hari Lansia Nasional ke 26. Tak hanya itu saja, para lansia juga diedukasi untuk melek digital melalui untuk menangkal berita hoax.
Sejak pagi ratusan lansia dari berbagai komunitas di Wonosobo berkumpul di halaman Pendopo Bupati. Raut bahagia mereka begitu terpancar saat melakukan senam bersama, bahkan pada akhir acara para lansia masih turut berdendang mengukuti irama lagu.
Jangan salah, meskipun sudah lanjut usia semangatnya masih luar biasa. Tak jarang di antaranya memang rutin berolahraga senam, terutama jantung sehat dan jalan kaki.
Salah satunya adalah Sujito (57) yang merupakan anggota komunitas Jalan Kaki Alun-alun (Jakilun). Dia mengaku senang bisa mengikuti peringatan Hari Lansia kali ini, sebab dia bisa berkumpul bersama rekan-rekan lansia lainnya.
“Sampai sekarang masih aktif jakilun seminggu tiga kali. Hari ini alhamdulillah bisa kumpul sesama lansia, senang sekali. Menghilangkan stres dan mengisi kegiatan sehari-hari sehingga daya tahan tubuh meningkat dan umur panjang,” tutur Sujito kepada Suara Merdeka, Kamis (2/6).
Tak jauh beda dengan Sri Rahayu (65). Instruktur senam jantung sehat ini mengaku senang bisa berkumpul dalam peringatan Hari Lansia, dia bisa reuni dengan kawan sejawatnya. “Wah senang sekali, saya terhibur bersama teman-teman. Kita juga diedukasi untuk tidak mudah menerima pemberitaan yang beredar di platform digital,” tutur perempuan yang sudah menggeluti dunia senam sejak 1984 ini.
Sementara itu Koordinator Wilayah Mafindo Wonosobo Astin Mei mengatakan selain mengajak para lansia senam bersama, Mafindo juga mengedukasi para lansia untuk melek digital melalui program tular nalar. Program tersebut berisi edukasi literasi digital tentang bagaimana melawan hoax, ujaran kebencian dan cara agar menghindari penipuan digital.
Tular nalar ini istilah untuk mengajak masyarakat berpikir kritis. Sebelumnya sudah ada program untuk dosen dan guru. Tapi kami merasa bahwa lansia juga rentan terkena penipuan digital, lalu kami menyusun kurikulum yang beda sangat spesial untuk lansia,” jelas Astin.
Astin mengatakan, dewasa ini hampir semua lansia menggunakan gawai. Mereka juga sering mengalami penipuan, terbukti pada saat kelas tular nalar dilaksanakan banyak yang mengeluh menjadi korban penipuan. Inilah alasan para lansia perlu diberi edukasi untuk melawan hoax.
“Misal ada yang menghubungi mengabarkan kalau anaknya kecelakaan, biar urusan mudah bisa transfer ke rekening tertentu. Ada juga penipuan berkedok investasi, atau ada juga yang menawarkan pinjol dan kirim berita hoax,” jelas Astin di sela-sela acara.
Pada saat yang sama Bupati Afif Nurhidayat menekankan bahwa lansia juga punya peran penting dalam kehidupan berbangsa baik pada masa lalu, kini dan yang akan datang. Mereka bahkan menjadi aset berharga yang memiliki potensi sama dengan anak muda.
Dia mengapresiasi kerja sama Mafindo yang menginiasi tular nalar, yakni dengan memberi edukasi digital. Afif tak memungkiri banyak lansia yang gagap terhadap teknologi, sehingga perlu juga mengedukasi bahwa mereka hidup di era digital.
“Saya harap melalui Duta Literasi Digital Lansia yang dikukuhkan hari ini bisa menularkan ide dan ilmunya kepada kelompok lanjut usia untuk memerangi hoax. Saya dorong juga mereka untuk tetap berkarya dan menjadi lansia smart, sehat, melek literasi, aktif, produktif dan tangguh,” tukas Bupati Afif.
Event Peringatan Hari Lansia Nasional kali ini juga diramaikan dengan beberapa agenda. Seperti Launching Sekolah Lansia, Penandatanganan MoU Sekolah Lansia antara Mafindo dan DPPKBPPPA, Sosialisasi Care Giver, serta pengukuhan Duta Literasi Digital Lansia. Tak hanya itu saja, acara juga diramaikan dengan Talk Show “Lansia SMART” bersama BKKBN, aktivis lansia Wonosobo Maya Rosida serta mengundang artis senior Titiek Puspa secara virtual. (ang)