MAGELANG, suaralama.id – Taman Kyai Langgeng (TKL) selain menjadi kawasan wisata yang digemari masyarakat ternyata juga menjadi ladang penghidupan bagi banyak orang. Mulai dari pengelola, petugas kebersihan, penjaga loket hingga para pelaku UMKM di dalam kawasan TKL yang terletak di pusat Kota Magelang tersebut.
Salah satunya adalah pedagang jajanan yang ada di dalam kawasan TKL bernama Mariana (56) yang sudah sejak tahun 1995 menggantungkan hidup dari tempat wisata keluarga tersebut. Bahkan, dari berjualan minuman dan makanan ringan itu dirinya berhasil membiayai kedua anaknya ke jenjang perguruan tinggi. Mariana memiliki dua orang anak laki-laki yang saat ini sudah lulus kuliah dan sudah bekerja. Kedua anaknya tersebut saat ini juga sudah berkeluarga dan mempunyai tempat tinggal masing-masing.
“Sudah sejak 1995 tahun yang lalu, dulu dari (TKL) masih 0. Dari saya punya anak kecil-kecil, sekarang sudah bisa sukses semua,” kata Mariana saat ditemui di lapak dagangannya, Selasa (28/6).
Pekerjaan suaminya yang hanya sebagai seorang karyawan percetakan dengan gaji UMR, membuat dirinya bertekad untuk membantu menambah penghasilan keluarga. Sejak awal berkeluarga, dirinya bersama suami memang sudah berkomitmen untuk menyekolahkan anaknya hingga jenjang S1. Sekarang ini anak pertamanya sudah berhasil membuka usaha konveksi, sedangkan anak keduanya bekerja di salah satu perusahaan.
Selain memiliki dua anak tersebut, Mariana beserta suami juga merawat dua anak yatim yang saat ini juga sudah bekerja. Anak yatim yang pertama bekerja di perusahaan mobil Toyota, dan yang kedua membuka usaha.
“Menguliahkan anak 2 di UNPAD (Universitas Padjajaran) di bandung, dan UMM (Universitas Muhammadiyah Magelang). Kalau tidak dagang tidak bisa biayai anak. Suami di percetakan, gaji umr,” kata wanita yang sudah berdagang di TKL selama 27 tahun itu.
Kendati anak-anaknya sudah sukses dengan pekerjaan masing-masing, namun Mariana masih ingin tetap berjualan untuk berkegiatan dan menambah penghasilan keluarga. Saat TKL ramai, pendapatan Mariana bisa mencapai Rp 1 juta sehari. Namun jika sepi, dirinya hanya bisa mendapat untung Rp 80 ribu.
Menurutnya berjualan di TKL ini tidak menentu, saat sebelum libur sekolah kemarin, TKL malah ramai dikunjungi wisatawan setiap harinya. Tetapi, saat musim liburan sekolah seperti sekarang malah cenderung sepi, hanya ramai saat hari Sabtu dan Minggu.
Dirinya berharap, wisata TKL ini bisa terus berkembang dan ramai dikunjungi wisatawan.
Pasalnya selain dirinya banyak yang menggantungkan hidup dari TKL ini. “Anak suka bilang berhenti saja, tapi iya masih ingin jualan. Pernah satu hari dapat 1 juta, kalau sepi 80 ribu. Ini tadi malah juga ada pedagang lain yang tutup awal karena sepi,” ungkapnya. (fid)