WONOSOBO, suaralama.id – Unik, ada alquran yang terbuat dari daun kurma yang kini disimpan rapi di Masjid Asmalaqob Munifsi di Siyono, Kecamatan Kertek. Mushaf ini adalah milik Kiai Ali Maskhur dan sempat hilang beberapa waktu lalu.
Kiai Ali Maskhur adalah tokoh agama di Dusun Siyono, Desa Bojasari, Kertek. Dia salah satu pendiri Masjid Asmalaqob Munifsi di desa tersebut dan telah meninggal pada September 2021 lalu.
Imam Masjid Asmalaqob Munifsi Izudin mengisahkan, mushaf ini bermula dari seorang kiai dari Ngadirejo yang melakukan ibadah haji. Dia bertemu dengan seseorang dan memberi amanat agar membawakan alquran dari daun kurma ini kepada Kiai Ali Maskhur di Wonosobo.
“Sekitar tahun 2018 atau empat tahun lalu Mbah Maskhur dapat titipan ini, yang membawa namanya Mbah Abu Mansur. Butuh waktu sekitar 1,5 tahun bagi Mbah Abu Mansur untuk mencari Mbah Maskhur karena keduanya tidak saling kenal,” jelas Izudin pada saat ditemui di Masjid Asmalaqob Munifsi, Kamis (30/6/2022).
Izudin memaparkan mushaf tersebut memiliki panjang 60 centi meter, lebar 40 centi meter dan tinggi 10 centi meter. Sampulnya berupa pelepah daun kurma, sedangkan dibalik kavernya terbuat dari kulit.
“Dalam satu lembar alquran ini ada enam lembar alquran biasa. Namun yang jelas dalam satu larik daun kurma ini ada sekitar 3 baris tulisan dan merupakan huruf Arab gundul atau tidak ada tanda bacanya,” tutur Izudin yang mengaku kerap membaca alquran ini.
Dia mengatakan jika diamati penulisan ini menggunakan tulisan tangan dan besi panas. Tapi sayang, ada beberapa surat yang hilang dan belum lama ia ketahui. “Ada beberapa bagian dari surat Al-Baqarah, Al-Maidah dan Al-Imron,” kata dia.
Sempat Hilang
Beberapa waktu lalu, mushaf alquran ini sempat hilang diambil orang yang berdomisili di Kepil. Kejadian tersebut terjadi pada 10 Syawal lalu, di mana seseorang mengambil dari kotaknya pada pukul 21.00.
“Orang tersebut mendengar cerita dari seorang kiai tentang kunikan alquran ini kemudian mengambilnya. Katanya ingin ‘ngalap berkah dan kepanggonan’ alquran ini. Tapi tidak lama ditemukan melalui informasi dari salah seorang kerabat kami dan kami lakukan silaturahmi, kemudian alquran tersebut dikembalikan,” papar Izudin.
Kini, lanjut dia, mushaf alquran tersebut lebih diberi pengamanan ekstra. Hal ini untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan kembali terjadi. “Saya hanya mengemban amanah Mbah Maskhur siapa saja boleh membacanya tapi tidak boleh dibawa pulang,” pungkas Izudin. (ang)