WONOSOBO, suaralama.id – Jajaran Polres Wonosobo menunjukkan kreasinya dengan membuat film pendek bernuansa edukasi dan komedi. Film tersebut berkisah tentang seruan menolak money politik (politik uang) saat pemilihan kepala desa (pilkades).
Pada awalan film, nampak seorang bakal calon kepala desa bernama Jarot mendatangi seorang dukun meminta petunjuk agar menang pilkades. Sang dukun memberikan cara paling mudah. “Gampang (mudah). Money politik,” kata sang dukun.
Tanpa pikir panjang Jarot langsung melakukan apa yang disarankan dukun. Dia mendatangi sejumlah warga dan menyodorkan poster beserta sejumlah uang dalam amplop.
Namun ternyata akal bulus Jarot ditolak warga. “Ini uang apa pak? ini tindakan melawan hukum bisa dipidana,” ujar seorang warga. “Iya pak tindakan seperti itu tidak boleh. Menakutkan itu uang apa. MasyaAllah,” timpal warga lainnya.

Berbeda dengan dua warga perempuan tadi, salah satu warga yakni seorang pria tergiur dengan uang yang diberikan Jarot. “Tidak apa-apa lumayan,” ucap pria itu. Namun belum sempat terima uang, dua temannya tersebut melarang. Dikatakan mereka itu uanng suap, yang memberi dan menerima suap bisa dipenjara.
Mendapati cara merayu warga dengan money politik gagal, Jarot tidak menyerah. Dia kembali lagi menemui dukun untuk minta cara lain membujuk warga supaya mau mencoblos dirinya.
“Ada cara lain. Awake gedhe, tangane cilik (badannya besar, tangannya kecil) namanya T-rex,” sebut dukun. Beberapa saat kemudian, sesosok berbadan besar muncul.
Dukun menyuruh Jarot membawa sosok T-rex tersebut untuk mengancam warga agar mau milih Jarot jadi kepala desa. Setelah mendapat poster dan uang untuk dibagikan ke warga, T-rex itu mendatangi para calon pemilih.
T-rex melakukan tindakan intimidasi kepada warga berupa ancaman dan kekerasan. Seorang pria berusaha melawan tapi akhirnya tak kuasa karena badan T-rex jauh lebih besar dari dirinya.
Beberapa waktu kemudian Jarot kembali datang ke dukun. Alih-alih meminta petunjuk atau cara lain, dia justru datang bersama dua polisi yang membuntut di belakang.
Dipenghujung film pendek “salah jalan” disampaikan pesan moral yang terkandung yaitu demokrasi bukan untuk transaksi. Suara rakyat bukan untuk jual beli.
“Money politik, pengancaman, kekerasan adalah tindak pidana,” pungkas dukun menngingatkan penonton.(zal)