WONOSOBO, suaralama.id – Kepala Dinas PUPR Nurudin Ardiyanto menyebut penyebab runtuhnya tembok Dinas Arpusda diakibatkan oleh desakan akar pohon yang mendesak massa tanah. Perbaikan tembok tersebut ditargetkan selesai pada akhir tahun 2022. Pemerintah bertanggung jawab pada proses penyembuhan korban.
Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat, bersama Kepala Dinas PUPR Nurudin Ardiyanto, Kepala Dinas Arpusda Musofa, Kepala Rutan Kelas II B Narya meninjau kondisi tembok Dinas Arpusda, Senin (22/11/2022). Selain itu juga terdapat tim BPBD tengah memasang BPBD line pada sepanjang bekas runtuhan tembok.
Kepala DPUPR Nurudin Ardiyanto menyebut peristiwa robohnya tembok Dinas Arpusda pada Jumat (18/11) lalu disebabkan karena adanya desakan akar pohon pada di tanah. Pihaknya telah melakukan pembersihan reruntuhan sehari pasca kejadian, namun juga masih akan meninjau apakah tembok yang masih tersisa juga akan dilakukan pembongkaran.
“Hal itu karena adanya desakan akar pohon kebetulan waktu itu hujan besar, sehingga massa tanah itu kenyang air dan membuat terdesak. Selanjutnya untuk tembok yang masih berdiri, kami sedang cek apakah harus dibongkar. Tapi kalau melihat secara estetika, kalau ada sisi yang tidak dibongkar kurang baik, cuma memang harus kita pastikan strukturnya dulu,” kata Nurudin.
Satu hal lagi yang tak luput dari perhatian, lanjut Nurudin adalah adanya pohon besar dengan akar serabut yang tumbuh tak jauh dari lokasi kejadian. Dikatakan Adin, akar serabut ini akan merembet dan mengembang, yang ditakutkan akan terjadi hal serupa terjadi lagi.
“Sehingga bangunan yang tadinya kuat, tapi karena terdapat desakan akar di bawah bisa membuat ambruk bangunan. Tak hanya pemerintah saja, namun masyarakat juga harus peduli dengan lingkungan sekitarnya, apakah di dekat bangunan terdapat pohon berakar serabut atau tidak, karena berpotensi membahayakan bangunan atau lingkungan,” beber dia.
Pada bulan November, sambung Nurudin, sudah ada tiga peristiwa pagar ambruk, hal ini disebabkan oleh drainase yang kurang baik dan atau desakan akar pohon. “Kalau mau ada pohon di sekitar bangunan baiknya tumbuhan berakar tunjang, karena dia kan ke bawah akarnya, misal saja cemara atau pinus,” ucap dia.
Sementara itu Bupati Afif Nurhidayat menekankan agar tembok tersebut segera diperbaiki. Dia ingin pada akhir tahun ini penggarapan tembok tersebut sudah selesai. “Tinggal nanti setelah semua bersih mau diapakan. Rencana kami akan membangun trotoar juga agar lebih rapi, dan bisa untuk parkir angkutan bongkar muat atau mobil box,” jelas Afif.
Untuk sementara, para PKL masih boleh berjualan di seputar area tersebut namun juga perlu memperhatikan aspek keselamatan. Apalagi kini telah dipasang dengan BPBD line, dia juga mengimbau para PKL agar membawa gerobaknya pulang usai berjualan. “Karena situasi seperti ini, kami belum bisa carikan tempat sementara mereka butuh beraktivitas jualan. Karena ini di depan kantor, sebaiknya usai jualan gerobak dibawa pulang agar terlihat rapi,” tukas dia.
Pada saat yang sama Kepala Dinas Arpusda Musofa mengatakan, kondisi para korban terkini keduanya telah kembali ke rumah. Artinya tak ada lagi korban yang kini dirawat di rumah sakit. “Beberapa hari lalu salah satu korban dirujuk ke Siaga Medika Banyumas, setelah operasi dia kembali ke rumah. Biaya medis korban ditanggung oleh pemkab, sebagaimana yang dikatakan oleh Pak Bupati,” ucap Musofa.
Kendati demikian, Musofa mengatakan, runtuhnya tembok tersebut tak mengganggu operasional Dinas Arpusda. Namun di dekat tempat kejadian terdapat bangunan yang dijadikan tempat pendidikan anak usia dini. “Anak-anak ini siswa Paud Jami, tapi kami sudah tekankan ke guru, wali murid agar para siswa dikontrol saat bermain dan selalu hati-hati,” tutup Musofa. (ang)