WONOSOBO, suaralama.id – Berita palsu atau hoaks masih banyak dijumpai masyarakat. Peredaran hoaks terjadi salah satunya karena pengetahuan masyarakat tentang informasi digital masih rendah.
Menyikapi hal itu Danone Indonesia bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menggelar program edukasi dan pelatihan jurnalistik bertajuk Danone Journalist Skill Up: Kelas Kebal Hoaks, Senin-Selasa (11-12/4/2022).
Kegiatan digelar secara virtual diikuti sekitar 60 peserta terdiri dari media lokal dan nasional. Selain Kominfo, Danone Indonesia juga menggandeng Komunitas anti-hoaks MAFINDO untuk berbagi tips cara memastikan kebenaran informasi dengan bantuan berbagai tools atau alat.

“Keberhasilan dan kebenaran tulisan yang diberitakan untuk publik, sangat tergantung pada kemampuan jurnalis dalam melakukan klarifikasi serta verifikasi konten berita,” kata Corporate Communication Director Danone Indonesia, Arif Mujahidin.
Disebutkan Arif, dengan adanya literasi digital ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan jurnalis tentang tren digital dan literasi juga cara menangkal hoaks. Selanjutnya pengetahuan tersebut dapat diteruskan kepada masyarakat.
Senada, Ketua Presidium Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO), Septiaji Eko Nugroho mengungkapkan seluruh elemen masyarakat perlu bersinergi memerangi hoaks, tak terkecuali rekan-rekan wartawan.
“Akar masalah hoaks di Indonesia kompleks. Tidak hanya karena literasi digital masyarakat yang belum merata. Tetapi juga karena dipicu polarisasi yang belum reda,” imbuh Eko.
Lebih lanjut dia memaparkan ada berbagai tools yang dapat digunakan masyarakat untuk melakukan cek atau memastikan kebenaran informasi yang beredar di internet.
“Untuk verifikasi konten bisa melalui cekfakta.com, turnbackhoax, maupun di kanal periksa fakta media pers, baik yang sudah terstandar International Fact-Checking Network (IFCN) ataupun belum,” paparnya.
Selain itu bisa juga menggunakan fitu Advanced Search yang ada di Twitter atau memanfaatkan Twopcharts. Sedangkan jika ingin verifikasi lokasi bisa memakai Google Streetview dan Google Maps.
Sementara itu, Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo, Semuel A. Pangerapan menambahkan literasi digital merupakan salah satu upaya pencegah penyebaran hoaks di masyarakat.
“Literasi digital perlu terus dilakukan. Dan dalam hal ini kami membutuhkan bantuan rekan-rekan media untuk memberikan informasi tentang hoaks kepada masyarakat,” tandasnya.