YOGYAKARTA, suaralama.id – Seniman yang secara geografis berada di pinggiran Jogjakarta tak bisa dipandang sebelah mata. Mereka memiliki hak dan kesempatan yang sama mengisi ruang-ruang ekspresi. Seni, bukan dominasi mereka yang berada di perkotaan.
Lontaran tersebut terungkap dalam Pameran Lukisan Paguyuban Sidji bertaju ”Metani” di Jogja Gallery. Pameran berlangsung 9 – 18 November 2022. Sebanyak 27 seniman dengan 58 karya tampil di sana.
Ketua Panitia, Sepa Darsono mengungkapkan Paguyuban Sidji merupakan perkumpulan seniman yang terikat secara geografis. Mereka berasal dan tinggal di Imogiri, Dlingo dan Jetis, Kabupaten Bantul. Meskipun berada di pinggiran Jogjakarta, mereka ingin mewarnai dunia seni lukis Jogjakarta bahkan Indonesia.
”Anggota Paguyuban dan mereka yang berkarya sangat beragam, tidak hanya dari sekolah seni atau kampus seni. Ada yang guru, petani, penjual tanaman dan lainnya,” tutur Sepa.
Proses Mencari
Salah seorang seniman yang ikut pameran, Suraji mengatakan metani merupakan proses pencarian, memilah dan memilih. Tema tersebut sekaligus sebagai proses memetakan karena dunia seni saat ini terhubungan erat dengan dunia di luar seni, bahkan juga teknologi.
”Memetakan berarti berusaha melihat dunia seni rupa secara menyeluruh sehingga segala sesuatu dapat dilihat secara objektif,” imbuhnya.
Karena itu, hakekat pameran kali ini merupakan proses mencari, memilah dan memilih serta memahami tanda-tanda zaman. Dalam proses tersebut terjadi dialog sehingga proses pencarian dan pemilahan akan menemukan bentuknya.(gung)