WONOSOBO, suaralama.id – Biaya umrah di Wonosobo mengalami pembengkakan pasca terhenti dua tahun akibat pandemi corona.
Minuk Gayanti salah satu pemilik biro umrah di Wonosobo mengatakan ada sejumlah perbedaan mulai pemberlakuan karantina hingga membengkaknya biaya. Bahkan ada beberapa peserta jemaah yang sengaja menunda pemberangkatan karena lamanya karantina.
” Sebagian besar, peserta dari dinas atau ASN ada yang memending karena karantinanya terlalu panjang. Kalau karantinanya sendiri di Arab Saudi empat hari kemudian di Jakarta sebanyak enam hari jadi sekitar 10 hingga 11hari totalnya. Jumlah tersebut bisa berubah karena kebijakan dari pusat,” kata dia.
Efek karantina itu, lanjut dia bepengaruh terhadap total biaya yang diperlukan untuk melakukan umrah. Jika biasanya sekitar 30 juta kini biaya yang diperlukan adalah sekitar 37 juta. Itu untuk biaya karantina, tes pcr dan peraturan yang menyangkut protokol kesehatan lainnya.
” Jumlah itu baru perkiraan atau range saja. Kan itu berhubungan dengan karantina sedangkan kebijakannya sering berubah,” ungkap dia.
Menurut dia, tidak sedikit para jemaah yang sengaja memilih menunda pemberangkatan akibat lamanya karantina.
” Selain anggarannya yang membekan ada juga kyang memending karena tes pcr itu. Ada juga yang berfikir kalau pcr pertama kedua aman namun merka takut di tes pcr yang ke tiga. Seperti itu juga ada,” tambahnya.
Penulis: M Nur Chakim
Editor: Rizaldo