BANJARNEGARA, suaralama.id – Kabar di media sosial soal insiden pekerja Geo Dipa terpapar gas beracun tidak sepenuhnya benar. Justru cenderung dilebih-lebihkan sehingga sekarang ini jadi heboh.
Hal itu disampaikan Direktur Utama PT Geo Dipa Energi (Persero), Riki Firmandha Ibrahim saat memberikan keterangan resmi di Kantor Geo Dipa Dieng, Minggu (13/3/2022).
“Supaya tidak simpang siur. Kemarin beritanya ada sumur melutuslah, meledaklah. Gambar-gambar itu kan ya,” celetuk Riki kepada awak media.
Dia sangat menyayangkan pemberitaan atau kabar yang tidak benar soal insiden kebocoran gas beracun (H2S) yang terjadi di Pad 28 sumur panas bumi Dieng.
Disebutkan Riki, informasi yang demikian justru menimbulkan kegaduhan di masyarakat dan membuat warga takut ada gas beracun di sekitar mereka. “Tolonglah mengabarkan informasi yang benar,” harap dia.
Berdasarkan data yang dihimpun PT Geo Dip Energi hingga Minggu (13/3/2022) siang insiden kecelakaan kerja kebocoran gas beracun di Pad 28 sumur PLTP Dieng ada 1 orang dinyatakan meninggal dunia saat perjalanan menuju puskesmas.
“Korban meninggal atas nama Lilik Marsudi, petugas tool pusher yang merupakan pekerja PT Bormindo,” kata Riki.
Korban yang saat ini dirawat di RSUD KRT Setjonegoro Wonosobo berjumlah 4 orang yakni Irfan, H2S Engineer pekerja PT Fergaco. Sulthoni Amin, Rig Supt pekerja PT Bormindo. Sutrisno, floorman pekerja PT Bormindo. Slamet, acces control pekerja PT Bormindo.
“Nama terakhir tidak terpapar gas beracun tapi kelelahan karena ikut membantu proses evakuasi korban di lokasi,” ungkap Riki.
Sementara itu korban yang sudah pulih dan kembali berkumpul keluarga antara lain Endang, H2S Engineer pekerja PT Fergaco. Sutrisno, H2S Engineer pekerja PT Fergaco dan Edi, derrickman pekerja PT Bormindo.
“Yang terakhir atas nama Mattew, paramedic pekerja PT Bormindo juga tidak terpapar gas beracun, melainkan kelelahan karena membantu proses evakuasi korban,” tutur Riki.
Menurut dia, seluruh korban terdampak gas beracun sudah diasuransikan di BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan.
Selain itu, PT Geo Dipa Energi dan pihak kontraktor yakni PT Bormindo bakal bertanggung jawab atas insiden itu dengan memberikan santunan kepada para korban.
“Untuk mencegah hal serupa terjadi, kami akan menambah alat detektor gas beracun (H2S) di area publik agar masyarakat bisa tahu ada gas berbahaya atau tidak,” pungkas Riki.