WONOSOBO, suaralama.id – Sebuah jembatan bambu yang berada di Sungai Galuh Desa Gentan yang menghubungkan Dusun Klilin Kertek dengan Dusun Gentan Kalikajar terputus. Akibatnya satu orang meninggal terbawa arus sungai dan empat lainnya luka-luka. Jembatan akan segera diperbaiki.
Kalakhar BPBD Wonosobo Bambang Tri menjelaskan peristiwa terjadi pada Minggu (5/6/2022) sekitar pukul 14.30. Saat itu para korban dan saksi pulang bekerja dari sebuah lahan pertanian di Dusun Klilin Desa Sindupaten Kecamatan Kertek menuju rumah di Kampung Gentan, Kelurahan Kalikajar.
“Sewaktu para korban melintas di atas jembatan, tiba-tiba jembatan tersebut patah. Empat orang berhasil menyelamatkan diri, sementara satu orang korban meninggal terbawa arus,” papar Bambang.
Korban yang selamat, lanjut Bambang, kemudian meminta bantuan pada warga sekitar. Sementara korban meninggal dunia ditemukan tersangkut di bambu pinggir Sungai Turut Dusun Ponggoyudan Desa Sindupaten Kecamatan Kertek, yang jaraknya sekitar satu kilometer dari TKP.
“Korban meninggal dunia bernama Sutiyem (50) warga Gentan, Kalikajar kemudian dibawa ke rumah sakit dan dinyatakan meninggal. Sementara korban luka-luka sudah sempat dibawa ke rumah sakit namun sudah kembali ke rumah masing-masing,” imbuhnya.
Adapun nama-nama korban luka-luka dan selamat yakni Parsinah (50), Sikus (55), Tukiyah (53), Paini (55) dan Sutardi (55). Semuanya adalah perempuan yang tinggal di Gentan, Kalikajar dan bermata pencaharian sebagai petani.
Sementara itu Camat Kalikajar Subagyo Agus Budi Mulyono menjelaskan, jembatan bambu tersebut panjangnya sekitar 12 meter dan lebar satu meter dengan kedalaman sungai sekitar 8-10 meter. Arus sungainya pun cukup deras.
Menurut Subagyo jembatan tersebut dimanfaatkan warga untuk pergi ke ladang dan bukan merupakan jalan umum. Mayoritas yang melintas adalah petani yang akan menuju ke Dusun Klilin.
Dia mengaku kondisi jembatan yang berusia 2,5 tahun ini memang sudah seharusnya diperbaiki namun saat itu terbentur dengan situasi pandemi. Pihaknya mengatakan akan segera melakukan perbaikan jembatan agar masyarakat bisa kembali melintasi.
“Daripada mereka muter jauh, kan lewat jembatan ini. Kami sudah pesan bambu untuk perbaikan. Namun perlu diketahui untuk menebang bambu tidak boleh asal, harus kami pastikan kalau bambunya tua dan panjang serta kualitasnya bagus,” kata Subagyo kepada Suara Merdeka, Senin (6/6).
Saat ini, lanjut Subagyo, jembatan sudah diperbaiki sementara. Dia mengimbau masyarakat untuk tidak melintasinya. “Atau jika melintas hanya satu atau dua orang saja, tidak boleh lebih dari itu,” tegas pria yang gemar memakai blangkon ini. (ang)