WONOSOBO, suaralama.id – Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI secara resmi meluncurkan tahapan Pemilihan Umum 2024. KPU Wonosobo akan melakukan pembekalan SDM untuk menyambut tahapan pendafataran parpol. Pemilu 2024 diharapkan damai dan tidak ada gejolak berarti.
Peluncuran dilaksanakan secara simbolis dengan penekanan sirine bersama seluruh anggota KPU RI, Ketua DPR Puan Maharani, Mendagri Tito Karnavian, Wakil Ketua DPD RI Nono Sampono dan beberapa tokoh lainnya di Kantor KPU, Jakarta Pusat. KPU Wonosobo menyaksikan langsung peluncuran tersebut secara virtual melalui zoom.
Ketua KPU Wonosobo Asma Khozim mengaku antusias menyambut euforia pemilu yang 20 bulan lagi akan terlaksana. Dia berharap dalam pemungutan suara mendatang di Wonosobo bisa terlaksana secara damai.
“Artinya 610 hari lagi kita akan melakukan pemilihan presiden, wakil presiden, DPD, DPR RI. Di mana pilihan kita akan menentukan nasib negara selama lima tahun masa jabatan. Semoga di Wonosobo akan berlangsung adem ayem tentram dan tidak ada gejolak destruktif,” tutur Asma usai menyaksikan secara virtual peluncuran tahapan pemilu di Aula KPU Wonosobo, Selasa (14/6).
Selanjutnya, lanjut Asma, KPU akan mempersiapkan tahapan pendaftaran parpol. Untuk mematangkan tahapan ini, pihaknya akan melakukan pembekalan pada SDM tim KPU Wonosobo.
“Karena yang kami layani bukan hanya peserta pemilu saja, melainkan juga dengan pemilih. Jadi harus ada penguatan SDM selama 1-2 bulan sebelum memasuki pendaftaran parpol pada Agustus mendatang,” imbuhnya.
Dia memprediksi ada 680 ribu pemilih dan jumlah TPS sementara sebanyak 3000 lebih. Pihaknya akan terus memantau data kependudukan untuk memastikan jumlah pemilih sesuai dan valid.
Pihaknya juga terus berupaya untuk meminimalisir masyarakat yang golput. Upaya yang dilakukan telah menunjukkan lampu hijau meskipun belum terlalu signifikan. Bahkan pihaknya mengantongi data per nama “Terbukti kemarin ada daerah yang tidak mau didata, tapi sekarang sudah mau didata meskipun belum mau datang ke TPS. Saya yakin ke depan golpun lebih sedikit,” kata Asma.
Pada saat yang sama Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Albertus Didiek Wibawanto menekankan bahwa pemilu merupakan pilar demokrasi. Di dalamnya merupakan proses seleksi seseorang untuk menjadi sosok pemimpin.
Dia mengajak baik para penyelenggara maupun pimpinan parpol bisa melakukan pendidikan politik pada masyarakat. Sebab kini masyarakat makin cerdas, hal ini diharapkan bisa meningkatkan partisipasi masyarakat untuk menggunakan hak pilih.
“Jika pendidikan politik ini berhasil akan membuat masyarakat memberikan suaranya. Hal ini juga menjadi indikator untuk peningkatan indeks demokrasi atau indeks politik,” jelas Didiek. (ang)