WONOSOBO, suaralama.id – Data dari Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021 memperlihatkan angka stunting di Indonesia mencapai 24,4 persen. Data ini termasuk di atas ambang batas WHO yakni 20 persen.
Menanggapi permasalahan itu, Danone Indonesia bersama PT Tirta Investama (AQUA) Wonosobo melakukan intervensi stunting dengan program Tanggap Gizi dan Kesehatan Anak Stunting (TANGKAS) dan Water Access Santitation and Hygiene (WASH). Program itu sebagai solusi penanganan stunting di Wonosobo.
Untuk mengatasi stunting, Danone Indonesia menyiapkan tiga pendekatan yang dilakukan yakni dengan memperhatikan pola asuh, pola makan dan sanitasi.
Untuk informasi, stunting adalah kondisi di mana seorang anak mengalami gagal tumbuh, di mana tinggi badannya di bawah rata-rata anak seusianya.
Hal tersebut berimbas pada tumbuh kembang anak yang tidak optimal, terutama kognitifnya sehingga berpotensi mengalami penurunan Intelligence Quotient (IQ).
“Stunting menjadi salah satu program prioritas pemerintah. Bahkan pemerintah menargetkan untuk penurunan angka prevalensi stunting sampai 14 persen pada 2024,” kata Sustainable Development Director Danone Indonesia, Karyanto Wibowo saat Media Gathering Perjalanan Aksi Bersama Cegah Stunting, Selasa (8/11/2022) di Dewani Resto and View.
Menurut Karyanto, pihaknya memiliki visi One Planet One Health, ingin memberikan kontribusi positif untuk kesehatan masyarakat. Ambisi kami dan pemerintah sama, sehingga kami lihat ada kesempatan kolaborasi supaya membuat Indonesia menjadi lebih sehat dan dan memiliki SDM lebih baik,” paparnya.
Disebutkan Karyanto, terdapat tiga pendekatan yang dilakukan Danone Indonesia dalam pencegahan stunting, yaitu pola asuh, pola makan dan sanitasi. Tiga hal ini dinilai sangat penting dalam pengentasan stunting.
Pada pola makan sendiri, masyarakat dulu hanya mengenal dengan empat sehat lima sempurna, dan Danone menggagas program Isi Piringku. Program ini bertujuan untuk membantu orang tua dan guru untuk membiasakan konsumsi makanan untuk anak dengan gizi seimbang.
“Pola asuh sendiri bagaimana agar bersama-sama mengedukasi pemberian pola asuh mulai dari anak-anak, remaja hingga usia menjelang menikah. Tak kalah penting soal sanitasi, karena ini bisa memberikan dampak 70 persen penurunan stunting. Ada masyarakat yang harus menempuh jarak jauh untuk mendapat air bersih untuk kebutuhan harian, kalau air yang kurang bersih itu berpengaruh terhadap kesehatan, itu penyebab utama stunting,” imbuh Karyanto.
Danone Indonesia, lanjut Karyanto, melalui PT Tirta Investama (Danone-AQUA) Pabrik Wonosobo melakukan program Tanggap Gizi dan Kesehatan Anak Stunting (TANGKAS) dan Water Access Sanitation and Hygiene (WASH). Salah satu contohnya adalah di Dusun Mranggen, Desa Tanjunganom Kepil untuk program TANGKAS dan WASH di Dusun Bedakah, Desa Tlogomulyo, Kertek.
“TANGKAS ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas desa dan masyarakat dalam mencegah dan menurunkan angka stunting. Sehingga diharapkan ada perubahan perilaku warga agar bisa mengonsumsi asupan gizi seimbang, pola hidup bersih sehat dan penerapan pola asuh yang baik.
Untuk WASH sendiri untuk penyediaan akses air bersih bagi pemukiman yang terbatas air bersihnya, seperti di Dusun Bedakah yang sekarang sudah punya bak reservoir. Sehingga masyarakat kini lebih mudah mengakses air bersih, tidak harus berjalan jauh lagi,” papar Karyanto.
Kepala Dinas PPKBPPPA Wonosobo Dyah Retno mengapresiasi upaya yang dilakukan Danone Indonesia untuk penurunan angka stunting. Di Wonosobo sendiri saat ini berdasarkan penimbangan serentak pada bulan Agustus, angka stunting turun menjadi 14,7 persen.
Dikatakan Dyah, pihaknya terus melakukan intervensi stunting dari hulu. Beberapa program pun dicetuskan salah satunya adalah Jumat Berseri atau Jumat Bersama Remaja Putri yakni pemberian pil penambah darah bagi remaja putri, untuk mencegah animea. Sehingga bisa mempersiapkan masa depan bila kelak menikah dan hamil tak mengalami kekurangan darah.
“Namun memang tantangannya adalah terkait kurangnya pemahaman masyarakat terkait pola hidup sehat, khususnya mereka yang berada di pedesaan. Maka diperlukan kolaborasi multipihak antara pemerintah, LSM hingga swasta seperti Danone Indonesia. Kalau menurut RPJMD Wonosobo masih harus terus menurunkan stunting hingga 9 persen pada 2024,” ucap Dyah.